al azmi media

Rabu, 18 Desember 2013

Sekolah mengawal Kesehatan Anak Usia Sekolah

Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar  harus menjadi sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya. Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Untuk bisa belajar dengan efektif peserta didik memerlukan kesehatan yang baik pula, kesehatan merupakan faktor penting pada waktu memasuki masa sekolah, kesehatan pula yang ikut menentukan keberhasilan belajar disekolah, terlebih kehadiran peserta didik dengan tingkat kesehatan yang baik akan meningkatkan presensi kehadiran mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah. Salah satu upaya yang strategis di institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas prestasi belajar peserta didik melalui peningkatan derajat kesehatan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar  harus menjadi sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya. Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas. Usaha Kesehatan Sekolah mampu dioptimalkan melalui unit kesehatan sekolah (UKS) dengan mengedepankan program Trias UKS, di antaranya pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan hidup sehat di sekolah. Puskesmas melaksanakan Penjaringan Kesehatan Anak Usia Sekolah, yang dilaksanakan kepada siswa kelas baru, pencatatan dan pemeriksaan sederhana oleh petugas kesehatan yang meliputi Keadaan Umum, Telinga, Mata, Leher Pernapasan, Nadi, Tekanan Darah, pemerikasaan gigi, dengan adanya pemeriksaan tersebut dapat terdeteksi sejak dini sebagai pencegahan, dan memotivasi siswa untuk lebih peduli terhadap kesehatan.
Sangat kompleks dan berbeda-beda dalam setiap tingkatan jenjang sekolah, beragam permasalahan dalam Anak Usia Sekolah untuk tingkat TK,SD,MI lebih banyak pada masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sedangkan pada tingkat SMP, MTs dan SMA lebih banyak pada Kesehatan Reproduksi dan perilaku berisiko yang cenderung dilakukan oleh remaja. Sosok panutan yang kesehariaanya senantiasa di lihat dan di temui akan menjadikan tokoh idola yang akan mengilhami pelajar mengikuti ola dan ritme tokh yang ditokohkan. Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Sehingga segala gerak gerik akan termemori dalam pikiran sang anak.  Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sebagai rujukan bersikap, bertindak dan berperilaku seperti yang diinginkan, mereka akan beranggapan, kenapa orang tua dan guru kita boleh melakukan, kenapa kita dilarang dengan berbagai argumen. Nah dengan semakin sadar dan penuh tanggung jawab kita sebagai tokoh idola para pelajar, maka alangkah indahnya segala tindakan yang menimbulkan efek bagi pelajar senantiasa kita kesampingkan, dengan harapan akan menimbulkan semangat yang lebih bagi pelajar kita. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Dalam taraf perkembangan kecerdasan akan berkembang secara pesat, berpikirnyapun semakin logis dan kritis, daya fantasi makin kuat sehingga seringkali menimbulkan konflik, dengan bertambahnya usia tentu akan memperkuat timbulnya keinginan untuk meraih cita-cita yang selama ini telah menghiasi memorinya, suatu jalan bagaimana meraih dan mencari realita yang selama ini belum sempat tergapai, beragam cara menentukan dan memaknai jati diri seorang pelajar tentu sesuai dengan keinginan dan gambaran dirinya, segala hal akan dilakukan untuk memenuhi apa yang diinginkan. Membina suasana pelajar sebagai individu yang dilakukan oleh tokoh yang di idolakan dalam keseharian. Tokoh-tokoh idola dalam masyarakat akan menjadi panutan dalam hal perilaku. Selayaknya kita mempraktikkan perilaku yang sehat, sebagai contoh kita sebagai guru dan orang tua  untuk tidak merokok, berbudaya hidup bersih dan sehat dengan membuang sampah pada tempatnya, rajin dan teratur berolah raga. Sehingga para tokoh idola tersebut bisa menjadi kader dan turut menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif untuk memaksimalkan perubahan perilaku sehat dan bersih pada peserta didik baik itu di masyarakat maupun di sekolah. Dalam artian sebagai advokasi dan akhirnya mampu sebagai kontrol sosial dalam lingkungan para peserta didik untuk lebih berperilaku seperti tokoh idolanya.
Pada masa sekarang pola hidup sehat sudah terkalahkan oleh kesibukan dan kehidupan modern, sehingga mengkondisikan kita menjalani gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung kurang melakukan aktifitas fisik. Mendukung masyarakat menjadi lebih sehat melalui pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat dikalangan sekolah dengan menggalakkan Jum’at bersih dan sehat, berbudiaya tanaman toga dengan memanfaatkan lokasi sekolah sehingga mampu menjadikan sarana rekreasi yang dekat dengan warga sekolah. Terlebih di barengi dengan muatan lokal sesuai dengan karakteristik sekolah dengan adopsi pada mata pelajaran IPA, BIOLOGI, PENJASKES maupun mata pelajaran Agama untuk memfilter dan membentengi perilaku yang kurang sehat. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan individu pelajar dan lingkungan misalnya menggosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. Pada anak usia tingkat SLTP dan SMA masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti merokok, perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diingini, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS. Dengan fenomena kalangan pelajar yang sedemikian mengkawatirkan tersebut seyogyanya perlu pembenteng yang tangguh untuk memfilter jangan sampai peserta didik kita lebih terjerumus kedalamnya, selagi kita masih berkesempatan membina dan mengarahkan ke arah yang lebih baik, kenapa tidak kita lakukan secara dini dan berkesinambungan. Ada kecenderungan keluarga kini mulai mengabaikan kasih sayang kepada anaknya. Karena tuntutan era, pagi-pagi sekali, orangtua sudah mulai sibuk bekerja. Demikian sehari-hari dan jarang orangtua intensif komunikasi. Akibatnya, anak kurang kasih sayang dan perhatian.
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat perlu dilaksanakan dan di implementasikan dalam kehidupan peserta didik. Sebagai sarana dan prasarana penunjang secara Fisik dapat dilakukan penyediaan air bersih di sekolah, tersedianya penampungan air, saluran air limbah, tempat sampah, kebersihan lingkungan sekolah baik halaman, kelas, maupun WC dan kamar mandi, terlebih tersedianya Kantin yang sehat di sekolah. Secara Non Fisik bisa dilakukan dengan membentuk Dokter Cilik, Bakti Sosial Lingkungan, Perkemahan, Kegiatan kerohaniahan, Bazar dan kompetisi lomba kebersihan, Pramuka sebagai wahana peserta didik terus di giatkan untuk menunjang kegiatan yang bisa mengakomodasi lingkungan sehat sekolah. Perlu mengembangakan dan terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dan wali murid untuk meningkatkan pengetahuan orangtua tentang kesehatan, ikut serta berpartisiasi aktif meningkatkan kemampuan pelaksanaan hidup sehat. Berbagai kegiatan tidak akan terlepas dari peran serta masyarakat, untuk itu perlunya dibina hubungan yang harmonis antara sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan memperdayakan Komite Sekolah memberikan penyuluhan baik berupa ceramah, maupun media lainnya, bisa berupa pamflet kesehatan maupun poster menarik tentang budaya hidup sehat. Nah Puskesmas dalam hal ini ujung tombak pemerintah yang bersinggungan langsung dengan masyarakat bisa mensinergikan program yang sesui dengan kebutuhan siswa, tidak hanya screaning yang dilakukan pada siswa baru tetapi bisa menjadi pelopor dalam berbudaya sehat yang sesuai normatif bermasyarakat, apapun bentuknya akan mampu mendongkrak minat pendidik untuk mengenal apa itu kesehatan semenjak masih sekolah.
Pelayanan kesehatan diharapkan mampu memberikan kesempatan masyarakat sekolah untuk mendapatkan skala prioritas, baik dalam bentuk kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif maupun Rehabilitatif. Tentu kita sangat mendambakan pengetahuan berupa penyuluhan dan pembinaan sarana keteladanan baik itu gizi maupun kesehatan lingkungan, pola hidup yang sehat tidak harus berpola makan minum yang mahal, perlunya peningkatan kebugaran jasmani dengan teratur untuk berolah raga, sehingga siswa mampu mengembangkan perannya sebagai kunci keteladanan di lingkungan masyarakat. Beragam karakteristik pola hidup sehat peserta didik sehingga perlu adanya penjaringan kesehatan, pemeriksaan secara berkala sehingga terdeteksi dengan dini berbagai keluhan kesehatan. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah untuk mengurangi permasalahan yang berakibat menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah diharapkan akan tercipta generasi yang cerdas, sehat dan berprestasi.
Dengan berbagai keberagaman tingkat derajat kesehatan dan pola hidup sehat dan bersih, keberhasilan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada para peserta didik sangat bergantung pada peran aktif warga sekolah, masyarakat sebagai motivator perilaku hidup sehat dan dan bersih, dan tentunya siswa itu sendiri yang harus lebih peduli karena sangat berkaitan dengan aspek perilaku dengan penokohan kita dalam berperilaku hidup sehat dan bersih. Mari kita menjadikan contoh tauladan bagi siswa-siswi kita dalam peduli kesehatan. Oleh karena itu untuk memperbaiki pola asuh hingga tertanamkan perubahan perilaku hidup sehat secara terencana dan berkesinambungan melalui program-program pemberdayaan masyarakat warga sekolah, hingga akhirnya Sekolah mampu menjadi pengawal Kesehatan bagi Anak Usia Sekolah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar