Prinsip
kepemimpinan telah dicontohkan pemimpin-pemimpin kita dimasa lalu
mulai rasul, nabi dan para pemimpin suci. Dalam mengemban
kepemimpinannya dapat lepas dari godaan, sehingga
tujuan kepemimpinan dapat dicapai tingkat
kesempurnaan, manakala kita insaf, sadar dan mau mengerti yang salah kita benarkan, yang
jelek kita perbaiki, yang kurang kita tambah, yang berdosa mari kita mohon
ampun.
UPGREADING
LEADERSHIP
oleh : Drs
Ahmadi Yasin, MSy
Kepemimpinan kita kenal sejak adanya
manusia pertama
yang diciptakan oleh TUHAN dan diturunkan kedunia, dia menjadi pemimpin dirinya
sendiri untuk mengikuti dan taat atas segala yang menjadi perintah dan mencegah
dirinya sendiri dari apa yang dilarang. Tetapi kepemimpinan yang terbatas
tersebut : pemimpinnya dirinya sendiri, yang dipimpin dirinya sendiri maka apa
yang terjadi yaitu terjadi kekosongan kontrol sehingga pemimpinnya dan yang
dipimpinnya melanggar aturan yang telah ditentukan. Ini sebuah prototype
kepemipinan terbatas yang tanpa adanya control bagi orang yang dipimpinnya sehingga
seorang pemimpin mudah menyimpang. Kepemimpinan dalam prototype ini dilakukan
oleh orang suci bernama adam. Semakin banyak pemimpin memimpin orang berarti
control terhadap lalu lintas kepemimpinan lebih besar dan lebih terjamin
manakala model kepemimpinannya terbuka tidak tertutup dan mementingkan yang
dipimpin bukan kepentingan yang memimpin sehingga dimasa modern sekarang ini
disebut demokrasi
(dari, oleh, untuk yang dipimpin) bukan (dari, oleh, untuk yang memimpin) yang
dinamai AUTOKRASI =
OTOKRASI.
Kepemimpinan mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu dari individu memimpin individu (kepemimpinan adam) kemudian
individu memimpin sejumlah orang (anak cucunya) untuk melaksanakan tugas
sebagai manusia atau tugas tugas kemanusiaan pada zamannya. Ini dilalui adam
untuk dirinya sendiri dan adam untuk anak-anak adam serta para cucunya. Tentu
kepemimpinan dari prototype yang dilakukan adam kepada anak cucunya sudah
membawa misi sebagai pemimpin individu kepada individu yang lain untuk
mengikuti aturan aturan atau ketentuan ketentuan yang telah menjadi ketetapan
yang dengan tujuan akhir dari kepemimpinan itu adalah ketaatan dan kepatuhan
terhadap aturan yang telah ada baik bagi yang dipimpin atau yang memimpin. Tidak
seperti yang kita lihat sekarang ini kata “taat dan Patuh” itu seakan
diwajibkan bagi orang jelata (orang bawahan yang tidak punya pangkat/jabatan
apa apa), dan sepertinya sekarang yang memimpin sesukanya berbuat apa apa)
sehingga tatanan sosial, hukum, etika, bahkan peradaban manusia sekarang
seperti kembali kepada binatang rimba sehingga seakan yang berlaku bukan hukum
manusia apa lagi hukum tuhan yang terdapat dalam kitab suci yang tersabda dari
mulut orang suci tetapi HUKUM
RIMBA seakan yang berlaku sekarang ini. Ini tidak boleh terjadi.
Model
kepemimpinan orang suci akan mengalami perkembangan yang dilanjutkan oleh orang
suci yang lain dan para pengikutnya yaitu rasul nabi dan penerus penerusnya
yang membawa misi hukum hukum ketuhanan (bersumber dari perintah danlarangan
Tuhan) dan hukum hukum kemanusiaan dan alam. Tentu ini selalu mengalami
prestasi yang besar (sukses) karena selalu dalam bimbingandan perlindungan
Tuhan. Inilah sumber inspirasi dan sumber kreasi pemimpin dalam bentuknya
secara modern sebagai gambaran edial sebuah bentuk kepemimpinan yang positif
yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat dengan terjemahan
kepemimpinan yang menjadi “RAHMAT BAGI SELURUH ALAM”.
Bukan pemimpin yang berpedoman mencari rahmat dari berbagai sumberdaya alam
atau pemimpin yang berfikir untuk kantong perutnya sendiri.
Kita
bisa menapak jejak sejarah para pemimpin yang menjadi rahmat bagi seluruh alam
dalam tipe kepemimpinan, adalah dilaksanakan oleh para orang suci para
pengikutnya dan orang orang yang menerima petunjuk kebenaran sehingga dia dapat
menciptakan kesejahteraan, mewujudkan keadilan, mensejajarkan hak dan kewajiban
bagi siapapun, menciptakan kedamaian, menegakkan kebenaran bukan yang salah
dibenarkan karena orang besar atau anggotanya, atau yang benar disalahkan
karena jelata. Kalau begini kepemimpinan yang IRONIS, TRAGIS, BENGIS DAN JAUH DAI EDIALIS. Kepemimpinan
ini pernah dicatat sejarah yaitu ketika pemimpin yang menobatkan dirinya adalah
pemimpin yang MAHA BESAR
yaitu Raja FARAO atau FIRAUN. Betapa
ngerinya jika kita membaca dokumen sejarah tentang masa itu.
Para tokoh dunia pada abad modern banyak
memunculkan model kepemimpinan yang semuanya itu prototype nya telah ada hanya
menyesuaikan zamannya saja yang pada prinsipnya para tokoh tersebut
melakukannya untuk membuat serta mewujudkan pikiran yang edial menurut fersi
masing masing dalam perspektif yang berbeda sehingga memunculkan hal perbedaan
secara substansial tetapi secara esensial edialistis mereka para tokoh dunia
itu tidak kehilangan prinsip dasarnya dalam kepemimpinannya itu sehingga ada
yang melahirkan pemimpin itu harus dapat melaksanakan sesuatu yang oleh, dari
dan untuk yang dipimpin dengan istilah DEMOKRASI, ada yang melahirkan istilah sama
rata, sama rasa dan sama karsa yang lebih popular disebut SOSIALIS, ada yang
memimpin dengan tipe dalam mencapai tujuan kepemimpinan itu adalah yang
dipimpin itu boleh melakukan apa saja sesuai dengan kemerdekaan berpendapat,
memperoleh sesuatu dan hak hak lainnya yang kita kenal dengan istilah LIBERALIS.
Semuanya
ini adalah pemaknaan secara edialistis pemikiran tokoh dalam memaknai
perwujudan dari cita cita dan tujuan kepemimpinan yang menciptakan
kesejahteraan umum dari sebuah konsep rahmat bagi seluruh alam yaitu kasih dan sayang
bagi semua orang yang telah dipimpinnya.
Menjelang kemerdekaan dari keadaan
sangat lama bangsa Indonesia dalam cengkeraman penjajah kepemimpinan muncul
dalam keadaan yang tidak formal, dalam berbagai bentuk yang tidak ingin tahu
siapa pemimpinnya bahkan kala menghadapi penjajah model kepemimpinan bangsa
Indonesia dapat dibilang tanpa bentuk yang bisa diilustrasikan dengan Organisasi
Tanpa Bentuk (OTB) dengan perumpamaan
seperti badan tanpa kepala tapi bisa hidup dan digerakkan. Ini kan merupakan
upaya agar penjajah tidak tahu, tetapi secara hakiki tetap terdapat pemimpinnya
diibaratkan orang memakai baju besar kemudian baju itu selalu dipakai dan
sesekali kepalanya ditutup juga dengan bajunya. Yang artinya pemimpin itu tetap
ada namun dengan tujuan tertentu tidak diperlihatkan. Kepemimpinan ini lebih
cenderung untuk satu tujuan dan dalam keadaan terjajah dan terjepit persamaan
visi akan lebih mudah dan lebih dapat dengan mudah melakukan koordinasi (kerja
sama) tujuan dari sebuah kepemimpinan semacam ini adalah satu dan biasanya
sunyi dari penyimpangan dan kemunafikan karena satu tujuan yaitu merdeka dari
penjajahan. Mental kepemimpinan yang semacam ini juga biasanya jauh dari mental
hipokritis (mencla mencle) dan lebih stabil.
Pada masa detik detik terakhir menjelang Indonesia
merdeka mulailah secara formal kemimpinan muncul dalam bentuk
yang sesungguhnya dengan tujuan agar segera mungkin Indonesia merdeka dan
segera mungkin dapat diproklamasikan (diumumkan) kemerdekaan itu. Dalam hal ini
arah perjuangan menuju kemerdekaan dengan cita cita menciptakan pemerintahan
yang merdeka dengan mewujudkan kesejahteraan bersama. Inilah cita cita suci bangsa
Indonesia mencapaikan kesucian yang sejati yaitu manakala Indonesia bercita
citra merdeka yang kedua yaitu indoneasia merdeka dengan mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan serta cita cita lain yang merupakan manifestasi dari
pancasila. Kepemimpinan ini masih belum banyak mengalami penyimpangan dari
tujuan semula dan belum ada menyelewengan. Kepemimpinan ini mencapai bentuk
edialnya.
Kepemimpinan masa perkembangan social politik bangsa,
dalam keadaan bangsa Indonesia yang sudah merdeka dengan segala dampak positif
dan negatifnya sebagai konsekwensi mulailah pengaruh kepemimpinan mulai masuk
yang pada waktu itu pengaruh sosialis dan marksis serta ideologinya banyak
berpengaruh dibagian dunia terutama pengaruh RRC termasuk mampu masuk ke Indonesia
melalui sebagian pemimpin (pelaksana
birokrasi) seperti waktu itu sebagaian menteri, soebandrio dkk yang berusaha keras
memasukkan model kepemimpinannya diarahkan mengikuti gaya makrsisme dan
kamunisme dengan bercirikan sama rata, sama rasa dan sama karsa. Yang ediologi
itu menyamakan hak semua orang itu sama dengan takaran yang sama bagian yang
sama tanpa ada perbedaan sedikitpun. Dengan prinsip itu dalam segala bentuknya
sehingga mendapatkan perlawanan sangat keras dari bangsa Indonesia karena berlawanan
prinsip bangsa Indonesia yang agamis (multi agama), kemanusiaan, nasionalis, terpimpin
dan mewujudkan tatanan social yang adil serta mewujudkan kesejahteraan bangsa
secara menyeluruh. Kepemimpinan yang agak kekiri kirian inipun akhirnya dilawan
bangsa Indonesia dan menumbangkan ideologinya.
Kepemimpinan Mr soekarno sebenarnya lebih cenderung
kepada ciri demokratis dari untuk dan oleh semua rakyat Indonesia, namun ciri
ini lambat laun dipengaruhi ciri kepemimpinan yang sosialis karena Mr soekarno
sangat terbuka kepada orang yang dipimpinnya dengan gaya akomodatif sehingga
paham sosialis yang lebih dekat dengan paham marksis sangat mudah untuk masuk
dalam system pemerintahannya yang pada saat itu muncullah yang disebut dengan
partai komunis. Hal tersebut bisa masuk dalam system pemerintahan Indonesia
karena semua aspirasi rakyat ataupun inspirasi
sebagian rakyat Indonesia dipandang sebagai bentuk demokrasi terbuka
dari sebuah paham system penyelenggaraan pemerintahan ataupun kepemimpinan demokrasi.
Akomodasi (menerima) kemajemukan aspirasi terlalu cepat dianggap sebagai bagian
demokrasi maka inilah yang membuat titik noda orde lama atau orde Soekarno
karena dalam kepemimpinan Mr soekarno yang ketika itu partai komunis Indonesia
(PKI) diakomodasi sebagai salah satu kekuatan social politik bangsa Indonesia
namun didalam perjalanannya PKI mengkhianati bangsa Indonesia tidak
mengembangkan model demokrasi namun akan membelokkan edeologi bangsa menjadi
ediologi sosiaalis komunis. Ini akibat dari sebuah pandangan demokrasi yang
terbuka. Maka muncullah gerakan kembali kepada demokrasi Indonesia yang
bersumber pancasila dan UUD 1945. Ini merupakan catatan sejarah demokrasi yang
dikhianati dalam orde lama.
Orde Baru muncul setelah orde lama tumbang
sebagai tokoh besarnya adalah Mr Soeharto dengan ciri edialnya yaitu penggalakan Pembangunan
lima tahun (PELITA) dengan memunculkan seri 1, 2, dan seterusnya. Memberikan
gelar padanya sebagai bapak pembangunan. Ciri kepemimpinannya adalah demokratis
tetapi dengan asumsi demokrasi tertutup. Mr Soeharto dalam memimpin semua didasarkan
dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat artinya tetap berpijak kepada model
kepemimpinan demokrasi. Namun Mr soeharto punya idealisasi tersendiri yang
tertutup bagi rakyat, gaya beliau dari, oleh dan untuk semua dipikirkannya
namun orang yang dipimpin tidak perlu punya aspirasi, artinya demokrasi yang
diikuti oleh mr soeharto adalah demokrasi tertutup, terpimpin dengan bungkus
demokrasi pancasila. Kiranya itu semua adalah plus minus (kelebihan dan
kekurangan) dari pemimpin yang berupa manusia. Tentu manusia itu bukan tuhan
karena tuhan sebagai sumber hanya yang benar. Bukan juga para pemimpin itu adalah
malaikat karena dia tidak disempurnakan tuhan dengan hasrat, juga bukan pemimpin
kita itu setan karena adanya sesuatu yang dianggap buruk yang menjadi
kekurangannya namun masih sangat banyak yang terlihat baiknya sebagai
kelebihan. Tentulah para pemimpin kita itu dengan sangat hormat kita berkata
sebaik baik pemimpin kita tetap sebagai manusia pasti ada kurang dan salah.
Sejelek jelek pemimpin kita karena dia manusia tatap yang terlihat masih banyak
sekali baiknya dengan gaya dan ke sempurnaannya antara kekurangan dan kelebihan
masing masing. Sebenarnya para pemimpin kita adalah manusia yang sangat hebat ;
mr soekarno nama besarnya menjulang tinggi ke seluruh dunia karena heroiknya
(kepahlawanannya), Mr Soeharto karena Pembangunannya, Mr Habibi dengan
teknologinya, Mr Abdurrahman wahid dengan humanisnya, Mr Sby dengan gaya
bahasanya, tentu kita berharap munculnya pemimpin mendatang yang memiliki nama
besar yang menggema di seluruh dunia karena keberhasilannya menegakkan keadilan dan dapat mensejahterakan
rakyatnya bukan hanya mensejahterakan para pejabatnya.
Ironis sekali dan sinis sekali, ini
kalau disederhanakan ISSIS, manakala orde reformasi ini kelahirannya berawal menumbangkan tirani
(kedzaliman) yaitu mereform (menyusun kembali) sesuai kerangka keadilan,
kemanusiaan, kesejahteraan dan lainnya yang sangat edial sebagai pandangan
tentang membuat hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan hari esok lebih
baik dari pada hari ini namun apa yang terjadi dipertengahan jalan reformasi
terpeleset menjadi repot nasi nyatanya segala kebutuhan mahal, pejabatnya cari
kesempatan, impor daging diakali, harga bawang dimonopoli dengan segala caranya
terlihat tidak ada rekayasa, bahan pokok semua harganya melambung tinggi.
Tetapi ini memang bisa dipahami menuju proses sempurna sebagai bangsa dan
masyarakat dunia yang sejahtera, damai dan adil. Kita sebagai bangsa apakah
sudah kita lalui hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik
dari hari ini. Lihat paparan sejenak. Ketika pemimpin kita Mr Sokarno kita
mungkin tidak bisa makan tetapi bangsa lain tidak berani melecehkan martabat
kita tidak ada yang berani menginjak
(ingat jargon ganyang Malaysia), ketika pemimpin kita Mr Soeharto semua stabil
; social ekonomi, pertahanan keamanan, budaya, polotik bahkan harga harga dapat
setabil orang kecil mudah cari uang dan dapat menabungnya. Orang keluar malam
tidak takut penjahat, arang kaya tidak tahut dirampok, orang nyimpan uang di
bank tidak takut hilang sebagaimana
prahara bank Century. Ketika pemimpin kita Mr Habibi orang tidak takut berkata
merdeka, beda pendapat, beda cara pandang dalam arti terjaminnya kebebasan dan
keterbukaan. Ketika pemimpin kita Mr Gusdur (orang amerika memanggil)
kemanusiaan dijunjung tinggi, hak azazi sangat diakui berpijak dari semua orang, menghargai semua pendapat, memberi
kemerdekaan semua umat, melindungi semua agama dengan sebutan tokoh humanis
dunia bahkan menjabat sebagai ketua/presiden agama agama di dunia. Kehebatan
pemimpin kita ibunda megawati soekarno putri yang dapat meletakkan sendi sendi
demokarsi bangsa Indonesia serta emansipasi wanitanya. Mr Sby mengguncang
prestasi dunia dengan gaya bahasa dan senyumannya. Itu semua prestasi puncak
dan kelebihannya masing masing orang yang pernah atau sedang memimpin kita.
Tentulah dengan segala kekurangannya yang saat ini kita saksikan terjadinya
MEGAKORUPSI di semua lini birokrasi apalagi rekayasa rekayasa dibidang yang
lain, industrialisasi, ekspor inpor, perdagangan, ketenaga kerjaan dan lain
lain. Moga kita cepat kembali pada jalan yang benar yaitu jalan yang lurus
jalannya orang yang memperoleh nikmat bukan jalannya orang orang yang
mendapatkan murka dan murka serta kemarahan Tuhan. Amiiin.
Upgreading leadership adalah sebuah
gerakan untuk memperbaiki kepemimpinan yang prinsip prinsipnya telah ada namun
dalam perjalanan sejarah telah membelok, menyimpang bahkan diselewengkan untuk
kita tarik dan kita berusaha memperbaikinya serta meluruskan tujuannya demi
terciptanya kepemimpinan yang edial sesuai dengan cita cita harapan serta
tujuan bersama untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang adil, makmur dan
sejahtera, aman dan tenteram dalam menjalani hidup bersama sebagai masyarakat
yang besar yaitu masyarakat bangsa, Negara dan dunia dengan penuh kedamaian.
Kesimpulan : Prinsip
prinsip kepemimpinan telah dicontohkan oleh pemimpin pemimpin kita dimasa lalu
mulai para rasul, para nabi dan para pemimpin suci yang dalam mengemban
kepemimpinannya dapat lepas dari godaan, penyimpangan, penyelewengan sehingga
tujuan kepemimpinan dapat dicapai yang berupa keadilan, persamaan,
kesejahteraan serta kedamaian. Saat ini kita semua merasakan kepemimpinan yang
ada prinsip prinsipnya mengikuti namun tujuannya banyak yang kita saksikan
menyimpang keluar dari rel sehingga upgreading ledership harus kita bawa sebagai
perwujudan bengkel kepemimpinan agar dalam memimpin tindakan, tujuan dan cita
cita tidak bergeser, yang awalnya cita cita menegakkan keadilan menjadi
mengurangi rasa keadilan yang semula menciptakan kesejahteraan bersama menjadi
cita cita mensejahterakan keluarga. Ini yang harus kita tarik kembali pada relnya,
kita luruskan jalannya, kita benarkan kesalahannya. Berarti kita menjadi
manusia, bangsa, Negara yang sempurna, yang pada dasarnya kesempurnaan itu
tidak pernah kita capai. Tingkat
kesempurnaan sebagai manusia manakala kita insaf, sadar dan mau mengerti yang salah kita benarkan, yang
jelek kita perbaiki, yang kurang kita tambah yang berdosa mari kita mohon
ampun. Demikian semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar