al azmi media

Senin, 29 April 2013

taklukkan masa depan


Tuhan telah menjadikan yang tercipta olehNya ini adalah berpasang pasangan sebagai karunia dan nikmat. Tidak pernah saya menyaksikan sesuatu yang tanpa sengaja menghadirkan suka, saya juga tidak percaya kalau dengan berpangku tangan akan menghadirkan bahagia. Maka saya ingin bahagia dan merasakan kebahagiaan dengan bercucur keringat, berfikir untuk sukses sampai mengerut jidat, sampai panas batok kepalaku. Baru saya rasakan nikmat.


TAKLUKKAN MASA DEPAN 

Oleh  : Drs Ahmadi, MSy
A. Berangkat dari keterbatasan

          Mahluk Tuhan memang selalu diciptakan oleh yang maha kuasa itu selalu terbatas, ada keterbatasan fisik, keterbatasan mental, psikologis dan lain lain yang bersifat sebagai kekurangan  yang  terasa,  walaupun Tuhan itu telah menciptakan kesempurnaan. Jika seseorang dapat menyadari  kekurangan berarti dia dapat menyadari kesempurnaan. Maka kekurangan pada sesuatu hal secara manajerial dapat ditindaklanjuti sebagai kelebihan  artinya kalau manusia itu mau mengerti kekurangannya maka dia akan berusaha sekuat kuatnya untuk memenuhi kekurangan itu. Ya itu yang disebut sebagai kekurangan menjadi sebuah kelebihan.
        Sesungguhnya apa yang dijadikan kekurangan adalah sebagai ujian sebagai contoh jikaq kekurangan itu sebagai ujian maka kita punya kewajiban untuk bersabar dengan menerima apa adanya apa yang diberikan oleh Tuhan dan itu merupakan porskot (dana muka) untuk mendapatkan anugerah dari  Tuhan baik di dunia maupun di akhirat. Dikatakan dalam kalam suci “Maka bersabarlah, sabar itu adalah lebih baik” . saya kira sabar bagi manusia bukan sekedar duduk termenung merasakan kekurangan dan keterbatasan saja, yang demikian bukanlah sifat maupun sikap bersabar, ini bisa dikatakan sebagai bentuk penyesalan apa yang telah dijadikan Tuhan. Karena ciri sabar terhadap apa yang diterima dari Tuhan  itu adalah ridlo (rela) disertai tanpa penyesalan, tanpa putus asa, dan tanpa merasa kurang yang diterima dari Tuhan. Sabar berarti menyadari kekurangan sebagai manusia yang selalu tidak sempurna dan selalu terjadi kekurangan pada dirinya dan mencari cara untuk menyempurnakan dan berusaha menuju suatu kesempurnaan yang terus menerus.
        Itu merupakan gambaran sabar dalam deskripsi terbatas dalam kehidupan yang dialami manusia, namun keterbatasan secara manajerial adalah keterbatasan dari segala hal : kekurang sempurnaan leadershipnya,  cara memanejnya, komunikasi, material maupun hal hal lain yang mendukung terwujudnya pelaksanaan manajemen dan dalam mencapai tujuan manajemen suatu masalah.
Sarana dan prasarana yang terbatas atau bisa dibilang kurang, bagi seorang manajer merupakan peluang dalam menjalankan tugas tugas manajerial apabila kita sebagai seorang manajer yang selalu berfikir positif. Berfikir dari keterbatasan itu sehingga ide ide kreatif akan muncul yang akan memberikan peluang kepada seseorang untuk melakukan innovasi. Dengan innovasi itu seseorang akan terbawa dalam predikat mulia jika berhasil, maka dia disebut seorang penggagas, penelor ide, pemrakarsa serta setumpuk predikat predikat positif lainnya sehingga dia berada dalam posisi terhormat misalnya disebut “SANG PENEMU”, oleh karena itu mestinya keadaan terbatas harus dianggap sebagai anugerah setidak tidaknya dianggap sebagai peluang. Bagi seorang praktisi misalnya keterbatasan dalam penjalankan dan mempraktikkan fungsi managerial harus dianggap sebagai berkah yang memungkinkan seseorang namanya akan melambung tinggi karena keterbatasan tersebut sehingga menjadi beda dengan orang lain. Jika keterbatasan itu daopat dioptimalisasikan dalam fungsi dan berhasil membuat sesuatu yang berupa innovasi maka orang tersebut akan dikatakan orang yang berprestasi, orang yang memiliki harga diri  tinggi dalam predikat yang disandangnya.
        Maka kita harusnya yakin berangkat dari keterbatasan yang kita sadari akan memunculkan prestasi atau  keberhasilan. Jika kita kreatif menyikapi keterbatasan itu yakin kita akan menjadi seorang innovator (pembaharu) dan dengan kita melakukan pembaharuan itu kita akan menjadi orang yang berhasil. Didunia ini setidak tidaknya hanya ada dua predikat bagi manusia ; Pertama adalah manusia yang sukses (berhasil), yang kedua adalah manusia yang gagal.
         Manusia yang berhasil adalah manusia yang dapat mensinergikan kemauan, harapan serta kemapuannya untuk mencapai harapan yang ingin dicapainya. Senagai contoh seorang penemu listrik dia berangkat dari keterbatasan adanya kegelapan malam yang buta, dari keterbatasan itu akhirnya tercetus ide membuat lampu pijar dengan melakukan percobaan yang berulang ulang, eksperimen itu mengalami kegagalan demi kegagalan bahkan eksperimen yang dilakukannya bahkan berates ratus kali konon percobaannya kurang satu menjadi angka 500 kali baru menemukan lampu pijar dan listrik. Tahukah seseorang itu dianggap oleh orang lain seperti apa ? orang itu konon dianggap sebagai orang gila, namun setelah impiannya terjadi nama dia diabadikan sebagai salah satu seorang scincetis (ilmuwan). Barangkali tak terfikirkan pada saat itu orang yang dianggap “Gila” ternyata dapat member manfaat dunia dari kegelapan  menuju penerangan maka dengan penemuan berawal dari keterbatasan itu timbul “Habislah Gelap Terbitlah Terang” yaitu cahaya lampu listrik yang menyinari dunia, bukan sebagai tulisan dalam bentuk buku yang dikarang oleh R.A. Kartini. Sekali lagi bukan.
       Orang kreatif adalah orang yang dapat menaklukkan masa depannya sehingga dunia dalam genggamannya, dunia dalam kendalinya, pikiran yang memberikan pencerahan adalah pikiran yang dapat menyibak misteri masa depan yang diawali dengan mimpi mimpi yang hendak  dan ingin dicapai, mimpi itu bukan karena tidur yang mana mimpi itu sebagai bentuk pengsitirahatan fisik akan tetapi mimpi itu adalah harapan besar yang hendak dan ingin dicapai.
Keterbatasan adalah anugerah, dengan keterbatasan itu manusia mau brrusaha, seandainya manusia disampingnya telah ada atau apa yang menjadi einginan selalu ada pasti  manusia tidak diwajibkan berusaha karena keterbatasan dan tidak adanya setiap yang dicari berdasarkan keinginan sehingga memunculkan hukum akal atau logika manusia harus berusaha. Tentu itu yang dapat dinalar dengan akal logika manusia. Ketika keinginan itu menjadi satu satunya seperti mustahil untuk dicapai maka kreatifitas akal itu mencoba mencarinya sungguh semuanya itu akan dapat cditemukannya  sebagai contoh ketika seorang yang memiliki keinginan untuk menjelajah ke bulan dulu seperti mustahil, dengan kreatifitas akal dan kehebatan akal dalam keadaan yang terbatas menjelajah planet merupakan sesuatu yang mungkin. Itulah keterbatasan yang telah disadari sehingga memunculkan kreatifitas. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang kita miliki kita harus kreatif mengambil manfaat untuk tidak terbelenggu oleh adanya sesuatu yang harus tersedia sempurna, satu hal yang memang harus kita lakukan adalah kita harus dapat memberikan nilai multifungsi terhadap apa yang kita telah miliki dengan tanpa menunggu sempurna, apa yang bisa kita lakukan walaupun bernilai terbatas kalau kita ingin bergerak menuju suatu kemajuan kita harus memberikan nilai sesuatu  yang terbatas dengan multi manfaat dan multi guna dari sesuatu yang kita miliki tersebut. Itu mestinya menjadi kata “WAJIB”.
B. Asah sumber daya
          Sesungguhnya apakah kita terima apa adanya pemberian Tuhan yang bersumber dari alam  tanpa rekayasa dari sebuah kreatifitas logika manusia ? Firman suci dari Tuhan mengatakan “Dan berfikirlah sesungguhnya berfikir itu sangat berguna bagi orang orang yang mempercayainya (Q. S Adz-dzariyat :  55).
        Maka disini sangatlah penting adanya kreatifitas  untuk menciptakan sebuah perubahan dari keadaan terbatas menuju perobahan dan yang lebih baik, maju modern dan kemanusiaan.  Kreatifitas memuntut manusia untuk melakukan kegiatan dengan penuh variasi dan innovasi, untuk menuju suatu harapan yang dicita citakan manusia. Logika manusia  harus selalu dihadapkan kondisi yang bermacam macam dan berbeda beda agar logika itu selalu adaptasi dengan stimuli yang dihadapinya. Semakin sering beradaptasi logika itu semakin terbiasa dan kreatif.
        Maka hal demikian perlu adanya sumber daya yang selalu diperbaharui dalam pengertian selalu diasah sumber dayanya. Dalam tahap ini manusia yang terlibat dalam suatu lembaga seluruhnya  dituntut semuanya untuk kreatif  dengan mengembangkan pola kreatifitasnya masing masing sehingga semakin banyak corak dan ragam kreatifitas akan semakin cepat kita raih keberhasilan, namun kreatifitas yang muncul beragam dan bermacam macam tadi harus disatukan dalam suatu koridor ataupun komitmen yang kita rumuskan dan kita bangun secara bersama termasuk mekanismenya sehingga tidak cukup kreatif dan beda namun aturan main dalam suatu lembaga harus ada aturan aturan yang dapat membatasi dan mengatur alur lalu lintas kreatifitas dari berbagai orang dan dari berbagai jenis kreatifitas tersebut sehingga yang harus diseragamkan adalah kreatifitas yang logis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dengan perhitungan seluruhnya dari  segi plus dan minusnya, positif dan negatifnya serta telah diperhitungkan sukses dan kemungkinan gagalnya, berhasil dan tidaknya.  
        Sumber daya yang telah tersedia harus selalu diasah dengan berbagai langkah langkah positif secara terus menerus dan selalu dilakukan penyegaran. Cara yang ditempuh banyak variasi mulai dari seminar, workshop, pelatihan pelatihan serta hal hal yang yang bermanfaat untuk peningkatan mutu sumber daya manusia serta    peningkatan kualitas pola fikir dan daya kreatifitasnya. Sumber daya manusia menduduki hal yang paling penting dikarenakan semua akan bisa bergerak dengan cepat maupun lambat itu tergantung pada sumber daya manusianya. Jika sumber daya manusianya sehat, cekatan, reaktif, memiliki logika yang baik maka suatu persoalan  akan mudah untuk dicapai dalam  suatu kegiatan . Jika sumber daya itu loyo, kurang reaktif  tidak sehat pasti suatu yang ingin dicapai akan terbengkelai bahkan akan gagal.
        Maka secara edial sumber daya manusia dan sumber daya yang lain dalam suatu organisasi yang mengorganisir manusia harus dipilih dan diambil sumber daya manusia yang qualified (baik kualitasnya) sehingga dalam mencapai tujuannya dapat diperhitungkan dengan akurasi yang sempurna.  Demikian pula mengenai sumber daya alam atau sesuatu bahan dasar  yang menjadi dasar diproduksinya  suatu barang  juga harus baik pula.
         Sumber daya itu  tidak harus memiliki standarisasi qualified,  yang teramat penting sumber daya itu memiliki standar minimal yang bisa berkembang untuk diasah dan dikembangkan sehingga ada usaha untuk mengembangkan menuju suatu kesempurnaan   dari suatu tindakan dengan mengalami perobahan sedikit demi sedikit (evolusi) menuju suatu tujuan dengan gambaran silkus maju yaitu ;  baik, menuju lebih baik, menjadi amat baik, dan menjadi sempurna. Serta untuk mempertahankannya kualitas maka tidak diperbolehkan  suatu manajemen berjalan mundur,  walaupun kenyataan dunia itu fana (tidak kekal atau langgeng) namun harapan tertinggi prestasi manusia adalah jika sampai puncak prestasi manusia itu tidak dikehendaki  turun. Ini berlaku bagi semua manusia sebagai ciptaan Tuhan yang tamak, walau sunnatullah (hukum alam yang diciptakan oleh Tuhan) tidak ada yang kekal.
        Dengan menyadari keterbatasan manusia sebagai ciptaan Tuhan, hanya Tuhan yang sempurna  maka manusia harus bersedia dan menyadari kekurangannya untuk berusaha meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia dari masing masing orang sehingga menuju kesempurnaan, dan menjadi manusia yang sempurna itu adalah gelar  manusia yang kreatif, edial, produktif, bermanfat serta menjadi manusia yang memiliki  kesempurnaan kemanusiaan yang tinggi serta menjadikan alam sebagai partner kehidupan bukan membinasakan alam namun melestarikan alam dengan tindakan tindakan positif, yang dalam kata  kata orang suci adalah rahmat bagi seluruh alam dengan terjemahan pelestari alam. Pelestari alam adalah suatu hasil sumber daya manusia yang selalu diasah dengan berbagai pengetahuan dari berbagai sumber. Dan pelestari alam adalah tingkatan tertinggi predikat manusia yang kreatif dan produktif.                                                          

C. Pertajam profesionalitas

       Ingin maju, ingin baik, ingin berhasil dan keinginan keinginan manusia yang positif segalanya menjadi bawaan hidup manusia dalam bahasa ilmu pengetahuan disebut instink dan dalam bahasa agama disebut ghorizah. Semua harus direncanakan, apabila  keinginan tanpa adanya perencanaan upaya itu tidak sistemik. Upaya itu agar terencana dengan baik maka system yang dibangun harus baik dan dirancang secara sistemik pula. Hal ini deprogram agar memiliki profesionalitas yang tinggi. Persyaratan dianggap professional apabila meiliki persyaratan persyaratan sebagai berikut :
1.   Suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan dasar dasar kependidikan yang telah dimiliki kualifikasinya baik berupa pendidikan tertentu maupun pendidikan dan pelatihan pelatihan (DIKLAT)  yang pernah diikuti.
2.   Sesuai dengan kompetensi dasarnya  (Skill life) dan kecakapan yang dimiliki.
3.   Sesuai dengan bidang kemampuannya
4.   Memiliki akurasi yang terukur.
5.   Hasilnya tidak diragukan
6.   Hasil pekerjaannya tepat guna dan tepat sasaran.
7.   Ataupun bisa ditambahkan persyaratan persyaratan lain

Profesionalitas harus selalu diasah dan harus selalu dipertajam dengan berbagai hal : termasuk dengan tindakan sudy banding, pelatihan kepada orang yang lebih berpengalaman dari dirinya, menempuh pendidikan formal yang lebih tinggi atau selalu meng upgread pengetahuan kita dengan pelatihan pelatihan yang lebih baik. Profesionalitas harus selalu diperbaharui karena dinamika selalu berkembang selalu dan tidak mungkin berhenti hanya kecuali dunia ini telah berakhir sehingga seluruh kehidupanpun harus berhenti seluruhnya. Maka ketika dunia bergerak maju terus maka profesionalitas harus bergerak maju, apabila terhambat sedikit saja akan terjadi kemandegan dan terjadi stagnasi berarti kita telah ketinggalan dari perjalanan zaman dan berarti kita tertinggal professional kita telah using.
Oleh karena itu profesionalitas kita harus selalu dipertajam dengan memperhatikan perkembangan perkembangan yang lain yang ada hubungannya dengan profesi kita, bahkan kita harus selalu permisif (member hati) kepada hal hal lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan kita untuk diadopsi menuju tindakan profesional dan menjadikan diri kita prionir dalam pergaulan di zamannya.
Mempertajam profesionalitas bukan hanya jargon, bukan kata kata indah belaka namun harus menjadi tindakan nyata serta menjadi budaya professional bagi komunitasnya bahkan ini harus menjadi gerakan bersama sehingga terjadi budaya professional dibidang masing masing.Mestinya ini harus disadari  masing masing orang sehingga diri kita mengetahui apa yang harus diperbuat dan apa yang harus dilakukan agar diri kita selalu tajam dalam mengadopsi pengaruh pengaruh ada disekeliling kita, sehingga kita menjadi orang yang berkualitas, produktif dan professional pada zamannya. Karena diri kita akan ditinggalkan zaman dan kehebatan seseorang akan ditinggalkan oleh zaman seiring dengan semakin berkurangnya jumlah dan nilai  kontrak umur kita, setidaknya kita pernah menyandang sebagai  seorang professional. Masing masing orang dalam suatu kelembagaan (institusi) harus siap mengasah dan diasah profesionalitasnya agar pada saatnya produktif dia tidak akan tertinggal.
Berbagai hal bisa dilakukan dalam melakukan penajaman profesionalitas sesuai dengan cara cara yang tepatbagi  dirinya atau menyesuaikan dengan kesempatan yang tersedia baginya. Kata yang tepat adalah “ Banyak jalan menuju  Roma” yang teramat patut diberikan apresiasi adalah ketika seseorang siap untuk meningkatkan profesionalitas nya karena sudah masuk dalam suatu system manajemen. Inilah yang dimaksud dengan mempertajam profrsionalitas sehingga seseorang menyadari dan memiliki itikad untuk bergerak dari keadaan semula menuju keadaan yang lebih baik.

D. Kenali Kemampuan Personalia

     Untuk menaklukkan masa depan manusia harus punya kreatifitas yang dapat menerobos zaman dan dapat menaklukkan waktu, kalaupun perlu zaman dan waktu ada pada genggamannya. Kiranya untuk menaklukkan masa depan tidak bisa kita berpangku tangan paling tidak hal hal yang harus ada pada diri kita agar kita dapat taklukkan masa depan  :
1.   Memiliki semangat yang tinggi
2.   Memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan perubahan zaman
3.   Bersedia untuk bekerja keras
4.   Memiliki prasangka yang baik tentang hal yang akan datang
5.   Memiliki keyakinan untuk sukses
6.   Terukur apa yang menjadi obsesinya
7.   Memiliki keteguhan dalam pendiriannya dan tidak ragu ragu
8.   Bagi orang beragama, harus tawakkal dan berserah diri kepada Tuhan atas apa yang diupayakannya karena (manusia harus merencanakan Tuhan yang membuat ketentuan)

Hal hal tersebut harus ditanamkan baik baik oleh seorang pimpinan (leader) atau seorang manajer sehingga manajer memiliki tugas sebagai seorang motivator dalam profesinya. Ini adalah sebutan  professional bagi yang dapat melaksanakan fungsi ini tentu tidak mudah harus dicapai dengan kerja keras. Disamping itu seorang pimpinan harus mengenali satu persatu personalianya, dengan mengenali satu persatu personalianya tersebut institusi maupun perseroan (perusahaan) dapat digerakkan serta personalianya dapat bekerja secara professional sesuai dengan bagiannya masing masing. Dengan mengenali satu persatu personalianya maka setiap orang dapat digerakkan dengan mudah dan dapat digerakkan pada suatu tujuan tertentu sesuai dengan rencana (program) dalam target yang ingin dicapai
Unik antara manusia yang satu dengan yang lain oleh karena itu leader yang memiliki kemauan tiggi untuk meraih masa depan digenggamannya harus dapat mengnal personalianya dengan baik satu persatu, jenis manusia semua sama tetapi secara psikologis pasti meiliki perbedaan perbedaan ( terdapat diferensiasi antara manusia yang satu dengan lainnya) oleh karena itu seorang leader harus mampu mengenali satu persatu sehingga leader mudah menggerakkan dan memberikan motivasi untuk maju dan berkembang kepada bawahannya dengan mudah, leader yang baik adalah leader yang dapat menggerakkan semua bawahan yang menjadi tanggung jawabnya untuk maju, berkembang, disiplin dan tepat waktu serta tepat sasaran dengan sebutan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh leadernya (pimpinannya).
Saya memiliki keyakinan keberhasilan seorang leader hampir menyeluruh bisa dikatakan sebagai keberhasilan lembaga dan institusi  maka itu sudah tentu tugas seorang leader adalah berat karena seorang leader harus dapat menggerakkan mesin institusi berupa manusia yang lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya, kesempurnaan dan kelemahannya. Dengan demikian kunci yang teramat penting adalah mengenali personalia dalam kemampuannya, kemampuan yang sama diasumsikan kemaampuan yang hanya perlu diawasi saja, kemampuan yang lebih harus digunakan sebagai alat untuk menggerakkan roda manajerial agar lebiha dapat diefektifkan dengan pemanfaatan percepatan dalam mencapai tujuan.

E. Pembinaan Mental dan Skill
      Menaklukkan masa depan tentu tidak sama menaklukkan buasnya binatang, buasnya masa depan jika kita tidak dapat menaklukkannya berarti kita menjadi orang yang merugi, jika kita dapat taklukkan masa depan itu dengan berbagai prestasi maka kita termasuk orang dari jenis manusia yang beruntung. Kata kata suci telah diajarkan oleh Tuhan  :  Demi waktu/masa (asar) sungguh manusia dalam kerugian, Kecuali orang yang memiliki kepercayaan dan perbuatannya memiliki nilai (positif), dan dia dapat melakukan  pembinaan yang  (positif), dan dia dapat melakukan pembinaan tentang kesabaran (konsistensi), (al-ashr : 1-3).
  Untuk menaklukkan masa depan tidak cukup hanya merenung, orasi, seminar, workshop, diskusi diskusi saja. Namun hal itu semua penting akan dipakai rujukan atau   bagaimana cara cara untuk menaklukkan masa depan, semua orang yang berada dalam wilayah manajerial dan dalam wilayah institusional serta wilayah perseroan yang ada maka semuanya harus dilakukan pembinaan untuk mengarah pada cara cara pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Maka seorang leader harus rajin memberikan pembinaan baik berdasarkan hukum, agama, moral, mental dan pembinaan pembinaan yang dapat membantu terwujutnya suatu yang secara manajerial dapat memperkokoh serta meningkatkan kinerja secara professional dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Pembinaan mental itu diarahkan bagaimana seseorang mau menyadari bahwa pekerjaannya itulah yang member arti bagi dirinya sehingga dirinya menjadi prang yang terhormat karena mau kekerja dan berusaha sebagai makhluk Tuhan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya serta memberikan pandangan bahwa bekerja dengan baik bernilai ibadah dihadapan Tuhan yang maha esa, bagi istilah lintas agama adalah bernilai kebaktian bagi Tuhan yang maha esa. Sehingga seseorang bekerja dengan sungguh sungguh karena bagian dari kebaktian. Dengan kesadaran kebaktian itu manusia tidak berbuat curang, bertanggung jawab, kenerjanya dapat dipertanggung jawabkan, dan dia akan memiliki moral yang tingi dalam pertanggung jawabkan pekerjaannya dengan baik.
Demikian juga pembinaan skill (keterampilan) masing masing orang dapat bekerja harus dianggap sama pentingnya untuk ditingkatkan kualitasnya aga supayua seseorang dalam melakukan pekerjaannya dapat dihindarkan dari kesalahan yang bersumber daru (Human error) atau kesalahan manusiawi yang karena seseorang itu telah dibina mengenai spesifikasi yang berhubungan dengan pekerjaannya. Tentu ini juga sangat penting agar tujuan paling tinggi manajemen adalah terselenggaranya pekerjaan dengan semaksimal mungkin sangat sedikit kesalahannya dalan menjalankan tugasnya.

F.  Motivasi, sugesti, dan yakinkan !
       Motivasi  yaitu energi  yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atas dasar tertentu sehingga  dengan kesadarannya seseorang untuk melakukan hal hal tertentu, baik itu adalah hal yang benar maupun hal itu salah. Dengan moivasi inilah jiwa manusia dapat digerakkan untuk mencapai segala sesuatu termasuk mencapai tujuan manajerial dalam lembaga ataupun korp pekerjaan tertentu.  Seorang leader harus dapat membangkitkan orang disekelilingnya agar termotivasi untuk melaakukan sesuatu sebaik baiknya dengan demikian seseorang akan memiliki prestasi dan dengan prestasi itu pula seseorang akan mulia dalam kehidupannya.
      Pemimpin hendaknya dapat membangkitkan gairah dalam kehidupan bagi anak buahnya, sehingga dia sebagai pemimpin yang disegani dan disenangi bawahannya, motivasi harus selalu diberikan kepada orang orang  yang bekerja dengannya, harapan serta dorongan selalu membawa anak buahnya dalam melaksanakan tugas senantiasa riang dan gembira sebagai cermin suatu keadaan bahagia dalam melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya.
Motivasi yang produktif dan memiliki efek tif dan memiliki dampak bagi orang yang diberikan dorongan tersebut akan berakibat bertambahnya produktifitas disamping itu berakibat langsung terjadinya hubungan yang positif dengan pemimpinnya, sehingga anak buah akan lebih taat, setia, dan menghargai pimpinannya. Maka pemimpin juga harus selalu memberikan motivasi
Yang baik kepada bawahan untuk didorong maju bahwa manusia yang termasuk hidupnya mulia adalah orang yang memiliki kreatifitas dan berprestasi, dengan prestasi orang lain akan hormat, dengan prestasi yang dicapai orang lain akan menghargai, dan dengan prestasi yang kita peroleh dunia kerja dan dunia usaha akan memberikan apresiasi serta  “AWARD ATAU PENGHARGAAN’ ini perlunya memberikan motivasi kepada orang lain  yang dalam tanggung jawab kita.
           Dari motivasi ini apabila kita lebih pandai lagi mengarahkan kepada anak buah dengan sebaik baiknya akan menjadi sebuah SUGESTI yaitu dorongan yang kuat jika sesuatu dijalankan dengan baik  maka dalam kehidupannya akan memiliki derajat/pangkat/posisi yang lebih baik. Itu menurut logika kita karena sesungguhnya tidak mungkin orang yang kinerjanya buruk akan diangkat menjadi orang yang memimpin orang lain, memimpin orang lain dibutuhkan orang yang memiliki prestasi bagaimana tidak ! jika orang yang tidak memiliki prestasi menjadi pemimpin bagaimana jadinya suatu lembaga. Motivasi yang berjalan menjadi sugesti setidak tidaknya ada persyaratan persyaratan : 1). Dapat dipercaya   2). Benar perkataan dan perbuatan  3). Dia dapat melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya   4). Memilki kecakapan, lihai, dan fleksibel serta dapat menyesuaikan diri.
              Jika hal demikian dapat terlaksana berikan sugesti bahwa pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan memiliki prestasi baik akan membawa berkah (dalam islam disebut barokah), dan akan memiliki dampak positif baik secara langsung maupun tidak langsung, cepat atau lambat bagi orang yang memiliki prestasi tersebut.
            Maka tugas pemimpin berikutnya adalah yakinkan bahwa setiap pekerjaan, perbuatan, prilaku positif akan mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri. Begitu pula perbuatan, pekerjaan, prilaku negative akan membawa pelakunya dalam hal yang tidak memberikan kebahagiaan. Didalam mengarahkan orang lain atau meyakinkan orang hendaknya dijelaskan dengan logika yang bisa diterima.
Yakinlah bahwa perbuatan kita pasti berdampak, “ BARANG SIAPA MENANAM AKAN MENUAI, ORANG YANG MENABUR ANGIN MENUAI BADAI” , hal ini yang harus benar benar ditanamkan pada bawahan kita.
              Kalam (kata kata) suci telah mengajarkan kita :  Barang siapa yang memberikan pertolongan yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian  dari padanya. Barangsiapa memberi pertolongan yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian keburukan dari padanya. Tuhan  Maha Kuasa atas segala sesuatu (An-nisa’ /85).
Agar orang yang bekerja bersama kita yakin maka dia haruslah kita yakinkan dengan hal hal yang orang lain yidak berani  membantah serta memiliki kekuatan yang benar dan tidak terbantahkan. Baik dari sisi keberadaannya maupun secara logis. Sekali lagi yakinkan “Barangsiapa yang sungguh sungguh dia akan menemukan sesuatu yang dia cari”  ini bersumber dari kata kata orang yang tak terbantahkan yaitu sang ROSUL.

G. Kerja keras dan sungguh sungguh
          Saya belum pernah  tahu orang yang sukses hanya dengan berpangku tangan,  saya juga belum pernah tahu orang yang menikmati kebahagiaan itu tanpa merasakan kesengsaraan pula! aku belum pernah tahu orang sehat tanpa dia pernah merasakan sakit, aku yakin juga kalau kenikmatan itu terasa setelah orang merasakan kepahitan. Dan andaikata andaikata yang lain.
      Tuhan telah menjadikan yang tercipta olehNya ini adalah berpasang pasangan sebagai karunia dan nikmat. Tidak pernah saya menyaksikan sesuatu yang tanpa sengaja menghadirkan suka, saya juga tidak percaya kalau dengan berpangku tangan akan menghadirkan bahagia. Maka saya ingin bahagia dan merasakan kebahagiaan dengan bercucur keringat, berfikir untuk sukses sampai mengerut jidat, sampai panas batok kepalaku. Baru saya rasakan nikmat.
Tuhan telah yakinkan kita melalui rasulnya, Tuhan telah yakinkan kita dalam kalam sucinya : Barangsiapa yang sungguh sungguh (percaya kepada Aku/Tuhan) tentu akan aku tunjukkan jalannya (MAN IJTAHADA FIINA LANAHDIYANNAHUM  SUBULANA) Yaitu jalan menuju sukses. Ketika memang kita benar benar kerja keras maka kita harus yakin pasti sukses. Maka JEMPUTLAH SUKSES HARI ESOKMU , TAKLUKKAN MASA DEPANMU.  

Semoga  sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar