Tuhan telah
menjadikan yang tercipta olehNya ini adalah berpasang pasangan sebagai karunia
dan nikmat. Tidak pernah saya menyaksikan sesuatu yang tanpa sengaja
menghadirkan suka, saya juga tidak percaya kalau dengan berpangku tangan akan
menghadirkan bahagia. Maka saya ingin bahagia dan merasakan kebahagiaan dengan
bercucur keringat, berfikir untuk sukses sampai mengerut jidat, sampai panas
batok kepalaku. Baru saya rasakan nikmat.
TAKLUKKAN MASA
DEPAN
Oleh : Drs Ahmadi, MSy
A. Berangkat dari keterbatasan
Mahluk Tuhan memang selalu diciptakan
oleh yang maha kuasa itu selalu terbatas, ada keterbatasan fisik, keterbatasan
mental, psikologis dan lain lain yang bersifat sebagai kekurangan yang terasa,
walaupun Tuhan itu telah menciptakan kesempurnaan. Jika seseorang dapat
menyadari kekurangan berarti dia dapat
menyadari kesempurnaan. Maka kekurangan pada sesuatu hal secara manajerial
dapat ditindaklanjuti sebagai kelebihan
artinya kalau manusia itu mau mengerti kekurangannya maka dia akan
berusaha sekuat kuatnya untuk memenuhi kekurangan itu. Ya itu yang disebut
sebagai kekurangan menjadi sebuah kelebihan.
Sesungguhnya apa yang dijadikan
kekurangan adalah sebagai ujian sebagai contoh jikaq kekurangan itu sebagai
ujian maka kita punya kewajiban untuk bersabar dengan menerima apa adanya apa
yang diberikan oleh Tuhan dan itu merupakan porskot (dana muka) untuk
mendapatkan anugerah dari Tuhan baik di
dunia maupun di akhirat. Dikatakan dalam kalam suci “Maka bersabarlah, sabar
itu adalah lebih baik” . saya kira sabar bagi manusia bukan sekedar duduk
termenung merasakan kekurangan dan keterbatasan saja, yang demikian bukanlah
sifat maupun sikap bersabar, ini bisa dikatakan sebagai bentuk penyesalan apa
yang telah dijadikan Tuhan. Karena ciri sabar terhadap apa yang diterima dari
Tuhan itu adalah ridlo (rela) disertai
tanpa penyesalan, tanpa putus asa, dan tanpa merasa kurang yang diterima dari
Tuhan. Sabar berarti menyadari kekurangan sebagai manusia yang selalu tidak
sempurna dan selalu terjadi kekurangan pada dirinya dan mencari cara untuk
menyempurnakan dan berusaha menuju suatu kesempurnaan yang terus menerus.
Itu merupakan gambaran sabar dalam
deskripsi terbatas dalam kehidupan yang dialami manusia, namun keterbatasan
secara manajerial adalah keterbatasan dari segala hal : kekurang sempurnaan
leadershipnya, cara memanejnya,
komunikasi, material maupun hal hal lain yang mendukung terwujudnya pelaksanaan
manajemen dan dalam mencapai tujuan manajemen suatu masalah.
Sarana
dan prasarana yang terbatas atau bisa dibilang kurang, bagi seorang manajer
merupakan peluang dalam menjalankan tugas tugas manajerial apabila kita sebagai
seorang manajer yang selalu berfikir positif. Berfikir dari keterbatasan itu
sehingga ide ide kreatif akan muncul yang akan memberikan peluang kepada
seseorang untuk melakukan innovasi. Dengan innovasi itu seseorang akan terbawa
dalam predikat mulia jika berhasil, maka dia disebut seorang penggagas, penelor
ide, pemrakarsa serta setumpuk predikat predikat positif lainnya sehingga dia
berada dalam posisi terhormat misalnya disebut “SANG PENEMU”, oleh karena itu
mestinya keadaan terbatas harus dianggap sebagai anugerah setidak tidaknya
dianggap sebagai peluang. Bagi seorang praktisi misalnya keterbatasan dalam
penjalankan dan mempraktikkan fungsi managerial harus dianggap sebagai berkah
yang memungkinkan seseorang namanya akan melambung tinggi karena keterbatasan
tersebut sehingga menjadi beda dengan orang lain. Jika keterbatasan itu daopat
dioptimalisasikan dalam fungsi dan berhasil membuat sesuatu yang berupa
innovasi maka orang tersebut akan dikatakan orang yang berprestasi, orang yang
memiliki harga diri tinggi dalam predikat
yang disandangnya.
Maka kita harusnya yakin berangkat dari
keterbatasan yang kita sadari akan memunculkan prestasi atau keberhasilan. Jika kita kreatif menyikapi
keterbatasan itu yakin kita akan menjadi seorang innovator (pembaharu) dan
dengan kita melakukan pembaharuan itu kita akan menjadi orang yang berhasil.
Didunia ini setidak tidaknya hanya ada dua predikat bagi manusia ; Pertama
adalah manusia yang sukses (berhasil), yang kedua adalah manusia yang gagal.
Manusia yang berhasil adalah manusia
yang dapat mensinergikan kemauan, harapan serta kemapuannya untuk mencapai
harapan yang ingin dicapainya. Senagai contoh seorang penemu listrik dia
berangkat dari keterbatasan adanya kegelapan malam yang buta, dari keterbatasan
itu akhirnya tercetus ide membuat lampu pijar dengan melakukan percobaan yang
berulang ulang, eksperimen itu mengalami kegagalan demi kegagalan bahkan
eksperimen yang dilakukannya bahkan berates ratus kali konon percobaannya
kurang satu menjadi angka 500 kali baru menemukan lampu pijar dan listrik.
Tahukah seseorang itu dianggap oleh orang lain seperti apa ? orang itu konon
dianggap sebagai orang gila, namun setelah impiannya terjadi nama dia
diabadikan sebagai salah satu seorang scincetis (ilmuwan). Barangkali tak
terfikirkan pada saat itu orang yang dianggap “Gila” ternyata dapat member manfaat
dunia dari kegelapan menuju penerangan
maka dengan penemuan berawal dari keterbatasan itu timbul “Habislah Gelap
Terbitlah Terang” yaitu cahaya lampu listrik yang menyinari dunia, bukan
sebagai tulisan dalam bentuk buku yang dikarang oleh R.A. Kartini. Sekali lagi
bukan.
Orang kreatif adalah orang yang dapat
menaklukkan masa depannya sehingga dunia dalam genggamannya, dunia dalam
kendalinya, pikiran yang memberikan pencerahan adalah pikiran yang dapat
menyibak misteri masa depan yang diawali dengan mimpi mimpi yang hendak dan ingin dicapai, mimpi itu bukan karena
tidur yang mana mimpi itu sebagai bentuk pengsitirahatan fisik akan tetapi
mimpi itu adalah harapan besar yang hendak dan ingin dicapai.
Keterbatasan
adalah anugerah, dengan keterbatasan itu manusia mau brrusaha, seandainya
manusia disampingnya telah ada atau apa yang menjadi einginan selalu ada pasti manusia tidak diwajibkan berusaha karena
keterbatasan dan tidak adanya setiap yang dicari berdasarkan keinginan sehingga
memunculkan hukum akal atau logika manusia harus berusaha. Tentu itu yang dapat
dinalar dengan akal logika manusia. Ketika keinginan itu menjadi satu satunya
seperti mustahil untuk dicapai maka kreatifitas akal itu mencoba mencarinya
sungguh semuanya itu akan dapat cditemukannya
sebagai contoh ketika seorang yang memiliki keinginan untuk menjelajah
ke bulan dulu seperti mustahil, dengan kreatifitas akal dan kehebatan akal
dalam keadaan yang terbatas menjelajah planet merupakan sesuatu yang mungkin.
Itulah keterbatasan yang telah disadari sehingga memunculkan kreatifitas. Dengan
keterbatasan sarana dan prasarana yang kita miliki kita harus kreatif mengambil
manfaat untuk tidak terbelenggu oleh adanya sesuatu yang harus tersedia
sempurna, satu hal yang memang harus kita lakukan adalah kita harus dapat
memberikan nilai multifungsi terhadap apa yang kita telah miliki dengan tanpa
menunggu sempurna, apa yang bisa kita lakukan walaupun bernilai terbatas kalau
kita ingin bergerak menuju suatu kemajuan kita harus memberikan nilai sesuatu yang terbatas dengan multi manfaat dan multi
guna dari sesuatu yang kita miliki tersebut. Itu mestinya menjadi kata “WAJIB”.
B. Asah sumber daya
Sesungguhnya apakah kita terima apa
adanya pemberian Tuhan yang bersumber dari alam tanpa rekayasa dari sebuah kreatifitas logika
manusia ? Firman suci dari Tuhan mengatakan “Dan berfikirlah sesungguhnya
berfikir itu sangat berguna bagi orang orang yang mempercayainya (Q. S
Adz-dzariyat : 55).
Maka
disini sangatlah penting adanya kreatifitas untuk menciptakan sebuah perubahan dari
keadaan terbatas menuju perobahan dan yang lebih baik, maju modern dan
kemanusiaan. Kreatifitas memuntut
manusia untuk melakukan kegiatan dengan penuh variasi dan innovasi, untuk
menuju suatu harapan yang dicita citakan manusia. Logika manusia harus selalu dihadapkan kondisi yang bermacam
macam dan berbeda beda agar logika itu selalu adaptasi dengan stimuli yang
dihadapinya. Semakin sering beradaptasi logika itu semakin terbiasa dan
kreatif.
Maka hal demikian perlu adanya sumber
daya yang selalu diperbaharui dalam pengertian selalu diasah sumber dayanya. Dalam
tahap ini manusia yang terlibat dalam suatu lembaga seluruhnya dituntut semuanya untuk kreatif dengan mengembangkan pola kreatifitasnya
masing masing sehingga semakin banyak corak dan ragam kreatifitas akan semakin
cepat kita raih keberhasilan, namun kreatifitas yang muncul beragam dan
bermacam macam tadi harus disatukan dalam suatu koridor ataupun komitmen yang
kita rumuskan dan kita bangun secara bersama termasuk mekanismenya sehingga
tidak cukup kreatif dan beda namun aturan main dalam suatu lembaga harus ada
aturan aturan yang dapat membatasi dan mengatur alur lalu lintas kreatifitas
dari berbagai orang dan dari berbagai jenis kreatifitas tersebut sehingga yang
harus diseragamkan adalah kreatifitas yang logis untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan dengan perhitungan seluruhnya dari segi plus dan minusnya, positif dan negatifnya
serta telah diperhitungkan sukses dan kemungkinan gagalnya, berhasil dan
tidaknya.
Sumber daya yang telah tersedia harus
selalu diasah dengan berbagai langkah langkah positif secara terus menerus dan
selalu dilakukan penyegaran. Cara yang ditempuh banyak variasi mulai dari seminar,
workshop, pelatihan pelatihan serta hal hal yang yang bermanfaat untuk
peningkatan mutu sumber daya manusia serta peningkatan kualitas pola fikir dan daya
kreatifitasnya. Sumber daya manusia menduduki hal yang paling penting dikarenakan
semua akan bisa bergerak dengan cepat maupun lambat itu tergantung pada sumber
daya manusianya. Jika sumber daya manusianya sehat, cekatan, reaktif, memiliki
logika yang baik maka suatu persoalan akan mudah untuk dicapai dalam suatu kegiatan . Jika sumber daya itu loyo,
kurang reaktif tidak sehat pasti suatu
yang ingin dicapai akan terbengkelai bahkan akan gagal.
Maka secara edial sumber daya manusia
dan sumber daya yang lain dalam suatu organisasi yang mengorganisir manusia
harus dipilih dan diambil sumber daya manusia yang qualified (baik kualitasnya)
sehingga dalam mencapai tujuannya dapat diperhitungkan dengan akurasi yang
sempurna. Demikian pula mengenai sumber
daya alam atau sesuatu bahan dasar yang
menjadi dasar diproduksinya suatu barang
juga harus baik pula.
Sumber daya itu tidak harus memiliki standarisasi
qualified, yang teramat penting sumber
daya itu memiliki standar minimal yang bisa berkembang untuk diasah dan
dikembangkan sehingga ada usaha untuk mengembangkan menuju suatu kesempurnaan dari suatu tindakan dengan mengalami perobahan
sedikit demi sedikit (evolusi) menuju suatu tujuan dengan gambaran silkus maju
yaitu ; baik, menuju lebih baik, menjadi
amat baik, dan menjadi sempurna. Serta untuk mempertahankannya kualitas maka
tidak diperbolehkan suatu manajemen berjalan
mundur, walaupun kenyataan dunia itu
fana (tidak kekal atau langgeng) namun harapan tertinggi prestasi manusia
adalah jika sampai puncak prestasi manusia itu tidak dikehendaki turun. Ini berlaku bagi semua manusia sebagai
ciptaan Tuhan yang tamak, walau sunnatullah (hukum alam yang diciptakan oleh
Tuhan) tidak ada yang kekal.
Dengan menyadari keterbatasan manusia
sebagai ciptaan Tuhan, hanya Tuhan yang sempurna maka manusia harus bersedia dan menyadari
kekurangannya untuk berusaha meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia dari
masing masing orang sehingga menuju kesempurnaan, dan menjadi manusia yang
sempurna itu adalah gelar manusia yang
kreatif, edial, produktif, bermanfat serta menjadi manusia yang memiliki kesempurnaan kemanusiaan yang tinggi serta
menjadikan alam sebagai partner kehidupan bukan membinasakan alam namun
melestarikan alam dengan tindakan tindakan positif, yang dalam kata kata orang suci adalah rahmat bagi seluruh
alam dengan terjemahan pelestari alam. Pelestari alam adalah suatu hasil sumber
daya manusia yang selalu diasah dengan berbagai pengetahuan dari berbagai
sumber. Dan pelestari alam adalah tingkatan tertinggi predikat manusia yang
kreatif dan produktif.
C. Pertajam profesionalitas
Ingin maju, ingin baik, ingin berhasil
dan keinginan keinginan manusia yang positif segalanya menjadi bawaan hidup
manusia dalam bahasa ilmu pengetahuan disebut instink dan dalam bahasa agama
disebut ghorizah. Semua harus direncanakan, apabila keinginan tanpa adanya perencanaan upaya itu
tidak sistemik. Upaya itu agar terencana dengan baik maka system yang dibangun
harus baik dan dirancang secara sistemik pula. Hal ini deprogram agar memiliki
profesionalitas yang tinggi. Persyaratan dianggap professional apabila meiliki
persyaratan persyaratan sebagai berikut :
1. Suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan dasar
dasar kependidikan yang telah dimiliki kualifikasinya baik berupa pendidikan
tertentu maupun pendidikan dan pelatihan pelatihan (DIKLAT) yang pernah diikuti.
2. Sesuai dengan kompetensi dasarnya (Skill life) dan kecakapan yang dimiliki.
3. Sesuai dengan bidang kemampuannya
4. Memiliki akurasi yang terukur.
5. Hasilnya tidak diragukan
6. Hasil pekerjaannya tepat guna dan tepat sasaran.
7. Ataupun bisa ditambahkan persyaratan persyaratan lain
Profesionalitas
harus selalu diasah dan harus selalu dipertajam dengan berbagai hal : termasuk
dengan tindakan sudy banding, pelatihan kepada orang yang lebih berpengalaman
dari dirinya, menempuh pendidikan formal yang lebih tinggi atau selalu meng
upgread pengetahuan kita dengan pelatihan pelatihan yang lebih baik.
Profesionalitas harus selalu diperbaharui karena dinamika selalu berkembang
selalu dan tidak mungkin berhenti hanya kecuali dunia ini telah berakhir
sehingga seluruh kehidupanpun harus berhenti seluruhnya. Maka ketika dunia
bergerak maju terus maka profesionalitas harus bergerak maju, apabila terhambat
sedikit saja akan terjadi kemandegan dan terjadi stagnasi berarti kita telah
ketinggalan dari perjalanan zaman dan berarti kita tertinggal professional kita
telah using.
Oleh
karena itu profesionalitas kita harus selalu dipertajam dengan memperhatikan
perkembangan perkembangan yang lain yang ada hubungannya dengan profesi kita,
bahkan kita harus selalu permisif (member hati) kepada hal hal lain yang ada
hubungannya dengan pekerjaan kita untuk diadopsi menuju tindakan profesional
dan menjadikan diri kita prionir dalam pergaulan di zamannya.
Mempertajam
profesionalitas bukan hanya jargon, bukan kata kata indah belaka namun harus
menjadi tindakan nyata serta menjadi budaya professional bagi komunitasnya
bahkan ini harus menjadi gerakan bersama sehingga terjadi budaya professional
dibidang masing masing.Mestinya ini harus disadari masing masing orang sehingga diri kita
mengetahui apa yang harus diperbuat dan apa yang harus dilakukan agar diri kita
selalu tajam dalam mengadopsi pengaruh pengaruh ada disekeliling kita, sehingga
kita menjadi orang yang berkualitas, produktif dan professional pada zamannya.
Karena diri kita akan ditinggalkan zaman dan kehebatan seseorang akan
ditinggalkan oleh zaman seiring dengan semakin berkurangnya jumlah dan
nilai kontrak umur kita, setidaknya kita
pernah menyandang sebagai seorang
professional. Masing masing orang dalam suatu kelembagaan (institusi) harus
siap mengasah dan diasah profesionalitasnya agar pada saatnya produktif dia
tidak akan tertinggal.
Berbagai
hal bisa dilakukan dalam melakukan penajaman profesionalitas sesuai dengan cara
cara yang tepatbagi dirinya atau
menyesuaikan dengan kesempatan yang tersedia baginya. Kata yang tepat adalah “
Banyak jalan menuju Roma” yang teramat
patut diberikan apresiasi adalah ketika seseorang siap untuk meningkatkan
profesionalitas nya karena sudah masuk dalam suatu system manajemen. Inilah
yang dimaksud dengan mempertajam profrsionalitas sehingga seseorang menyadari
dan memiliki itikad untuk bergerak dari keadaan semula menuju keadaan yang
lebih baik.
D. Kenali Kemampuan Personalia
Untuk menaklukkan masa depan manusia harus
punya kreatifitas yang dapat menerobos zaman dan dapat menaklukkan waktu,
kalaupun perlu zaman dan waktu ada pada genggamannya. Kiranya untuk menaklukkan
masa depan tidak bisa kita berpangku tangan paling tidak hal hal yang harus ada
pada diri kita agar kita dapat taklukkan masa depan :
1. Memiliki semangat yang tinggi
2. Memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan perubahan
zaman
3. Bersedia untuk bekerja keras
4. Memiliki prasangka yang baik tentang hal yang akan
datang
5. Memiliki keyakinan untuk sukses
6. Terukur apa yang menjadi obsesinya
7. Memiliki keteguhan dalam pendiriannya dan tidak ragu
ragu
8. Bagi orang beragama, harus tawakkal dan berserah diri
kepada Tuhan atas apa yang diupayakannya karena (manusia harus merencanakan
Tuhan yang membuat ketentuan)
Hal
hal tersebut harus ditanamkan baik baik oleh seorang pimpinan (leader) atau
seorang manajer sehingga manajer memiliki tugas sebagai seorang motivator dalam
profesinya. Ini adalah sebutan professional
bagi yang dapat melaksanakan fungsi ini tentu tidak mudah harus dicapai dengan
kerja keras. Disamping itu seorang pimpinan harus mengenali satu persatu
personalianya, dengan mengenali satu persatu personalianya tersebut institusi
maupun perseroan (perusahaan) dapat digerakkan serta personalianya dapat
bekerja secara professional sesuai dengan bagiannya masing masing. Dengan
mengenali satu persatu personalianya maka setiap orang dapat digerakkan dengan
mudah dan dapat digerakkan pada suatu tujuan tertentu sesuai dengan rencana
(program) dalam target yang ingin dicapai
Unik
antara manusia yang satu dengan yang lain oleh karena itu leader yang memiliki
kemauan tiggi untuk meraih masa depan digenggamannya harus dapat mengnal
personalianya dengan baik satu persatu, jenis manusia semua sama tetapi secara
psikologis pasti meiliki perbedaan perbedaan ( terdapat diferensiasi antara
manusia yang satu dengan lainnya) oleh karena itu seorang leader harus mampu mengenali
satu persatu sehingga leader mudah menggerakkan dan memberikan motivasi untuk
maju dan berkembang kepada bawahannya dengan mudah, leader yang baik adalah
leader yang dapat menggerakkan semua bawahan yang menjadi tanggung jawabnya
untuk maju, berkembang, disiplin dan tepat waktu serta tepat sasaran dengan
sebutan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh
leadernya (pimpinannya).
Saya
memiliki keyakinan keberhasilan seorang leader hampir menyeluruh bisa dikatakan
sebagai keberhasilan lembaga dan institusi
maka itu sudah tentu tugas seorang leader adalah berat karena seorang
leader harus dapat menggerakkan mesin institusi berupa manusia yang lengkap
dengan kelebihan dan kekurangannya, kesempurnaan dan kelemahannya. Dengan
demikian kunci yang teramat penting adalah mengenali personalia dalam
kemampuannya, kemampuan yang sama diasumsikan kemaampuan yang hanya perlu
diawasi saja, kemampuan yang lebih harus digunakan sebagai alat untuk
menggerakkan roda manajerial agar lebiha dapat diefektifkan dengan pemanfaatan
percepatan dalam mencapai tujuan.
E. Pembinaan Mental dan Skill
Menaklukkan masa depan tentu tidak sama
menaklukkan buasnya binatang, buasnya masa depan jika kita tidak dapat menaklukkannya
berarti kita menjadi orang yang merugi, jika kita dapat taklukkan masa depan
itu dengan berbagai prestasi maka kita termasuk orang dari jenis manusia yang
beruntung. Kata kata suci telah diajarkan oleh Tuhan : Demi
waktu/masa (asar) sungguh manusia dalam kerugian, Kecuali orang yang memiliki
kepercayaan dan perbuatannya memiliki nilai (positif), dan dia dapat
melakukan pembinaan yang (positif), dan dia dapat melakukan pembinaan
tentang kesabaran (konsistensi), (al-ashr : 1-3).
Untuk menaklukkan masa depan tidak cukup
hanya merenung, orasi, seminar, workshop, diskusi diskusi saja. Namun hal itu
semua penting akan dipakai rujukan atau
bagaimana cara cara untuk menaklukkan masa depan, semua orang yang
berada dalam wilayah manajerial dan dalam wilayah institusional serta wilayah perseroan
yang ada maka semuanya harus dilakukan pembinaan untuk mengarah pada cara cara
pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Maka seorang leader harus rajin
memberikan pembinaan baik berdasarkan hukum, agama, moral, mental dan pembinaan
pembinaan yang dapat membantu terwujutnya suatu yang secara manajerial dapat
memperkokoh serta meningkatkan kinerja secara professional dalam mencapai
tujuan yang ingin dicapai.
Pembinaan
mental itu diarahkan bagaimana seseorang mau menyadari bahwa pekerjaannya
itulah yang member arti bagi dirinya sehingga dirinya menjadi prang yang
terhormat karena mau kekerja dan berusaha sebagai makhluk Tuhan untuk
menghidupi dirinya dan keluarganya serta memberikan pandangan bahwa bekerja
dengan baik bernilai ibadah dihadapan Tuhan yang maha esa, bagi istilah lintas
agama adalah bernilai kebaktian bagi Tuhan yang maha esa. Sehingga seseorang
bekerja dengan sungguh sungguh karena bagian dari kebaktian. Dengan kesadaran
kebaktian itu manusia tidak berbuat curang, bertanggung jawab, kenerjanya dapat
dipertanggung jawabkan, dan dia akan memiliki moral yang tingi dalam
pertanggung jawabkan pekerjaannya dengan baik.
Demikian
juga pembinaan skill (keterampilan) masing masing orang dapat bekerja harus
dianggap sama pentingnya untuk ditingkatkan kualitasnya aga supayua seseorang
dalam melakukan pekerjaannya dapat dihindarkan dari kesalahan yang bersumber
daru (Human error) atau kesalahan manusiawi yang karena seseorang itu telah
dibina mengenai spesifikasi yang berhubungan dengan pekerjaannya. Tentu ini
juga sangat penting agar tujuan paling tinggi manajemen adalah terselenggaranya
pekerjaan dengan semaksimal mungkin sangat sedikit kesalahannya dalan
menjalankan tugasnya.
F. Motivasi, sugesti, dan yakinkan !
Motivasi
yaitu energi yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu atas dasar tertentu sehingga dengan kesadarannya seseorang untuk melakukan
hal hal tertentu, baik itu adalah hal yang benar maupun hal itu salah. Dengan
moivasi inilah jiwa manusia dapat digerakkan untuk mencapai segala sesuatu
termasuk mencapai tujuan manajerial dalam lembaga ataupun korp pekerjaan
tertentu. Seorang leader harus dapat
membangkitkan orang disekelilingnya agar termotivasi untuk melaakukan sesuatu
sebaik baiknya dengan demikian seseorang akan memiliki prestasi dan dengan
prestasi itu pula seseorang akan mulia dalam kehidupannya.
Pemimpin hendaknya dapat membangkitkan
gairah dalam kehidupan bagi anak buahnya, sehingga dia sebagai pemimpin yang
disegani dan disenangi bawahannya, motivasi harus selalu diberikan kepada orang
orang yang bekerja dengannya, harapan
serta dorongan selalu membawa anak buahnya dalam melaksanakan tugas senantiasa
riang dan gembira sebagai cermin suatu keadaan bahagia dalam melaksanakan tugas
yang menjadi kewajibannya.
Motivasi
yang produktif dan memiliki efek tif dan memiliki dampak bagi orang yang
diberikan dorongan tersebut akan berakibat bertambahnya produktifitas disamping
itu berakibat langsung terjadinya hubungan yang positif dengan pemimpinnya,
sehingga anak buah akan lebih taat, setia, dan menghargai pimpinannya. Maka
pemimpin juga harus selalu memberikan motivasi
Yang baik kepada bawahan
untuk didorong maju bahwa manusia yang termasuk hidupnya mulia adalah orang
yang memiliki kreatifitas dan berprestasi, dengan prestasi orang lain akan
hormat, dengan prestasi yang dicapai orang lain akan menghargai, dan dengan
prestasi yang kita peroleh dunia kerja dan dunia usaha akan memberikan
apresiasi serta “AWARD ATAU PENGHARGAAN’
ini perlunya memberikan motivasi kepada orang lain yang dalam tanggung jawab kita.
Dari motivasi ini apabila kita lebih
pandai lagi mengarahkan kepada anak buah dengan sebaik baiknya akan menjadi
sebuah SUGESTI yaitu dorongan yang kuat jika sesuatu dijalankan dengan baik maka dalam kehidupannya akan memiliki
derajat/pangkat/posisi yang lebih baik. Itu menurut logika kita karena
sesungguhnya tidak mungkin orang yang kinerjanya buruk akan diangkat menjadi
orang yang memimpin orang lain, memimpin orang lain dibutuhkan orang yang memiliki
prestasi bagaimana tidak ! jika orang yang tidak memiliki prestasi menjadi
pemimpin bagaimana jadinya suatu lembaga. Motivasi yang berjalan menjadi
sugesti setidak tidaknya ada persyaratan persyaratan : 1). Dapat dipercaya 2). Benar perkataan dan perbuatan 3). Dia dapat melaksanakan tugas yang menjadi
kewajibannya 4). Memilki kecakapan,
lihai, dan fleksibel serta dapat menyesuaikan diri.
Jika hal demikian dapat
terlaksana berikan sugesti bahwa pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan memiliki
prestasi baik akan membawa berkah (dalam islam disebut barokah), dan akan
memiliki dampak positif baik secara langsung maupun tidak langsung, cepat atau
lambat bagi orang yang memiliki prestasi tersebut.
Maka tugas pemimpin berikutnya adalah
yakinkan bahwa setiap pekerjaan, perbuatan, prilaku positif akan mendatangkan
manfaat bagi dirinya sendiri. Begitu pula perbuatan, pekerjaan, prilaku
negative akan membawa pelakunya dalam hal yang tidak memberikan kebahagiaan.
Didalam mengarahkan orang lain atau meyakinkan orang hendaknya dijelaskan
dengan logika yang bisa diterima.
Yakinlah bahwa perbuatan
kita pasti berdampak, “ BARANG SIAPA MENANAM AKAN MENUAI, ORANG YANG MENABUR ANGIN
MENUAI BADAI” , hal ini yang harus benar benar ditanamkan pada bawahan kita.
Kalam (kata kata) suci telah
mengajarkan kita : Barang siapa yang
memberikan pertolongan yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian dari padanya. Barangsiapa memberi pertolongan
yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian keburukan dari padanya. Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatu (An-nisa’
/85).
Agar orang yang bekerja
bersama kita yakin maka dia haruslah kita yakinkan dengan hal hal yang orang
lain yidak berani membantah serta
memiliki kekuatan yang benar dan tidak terbantahkan. Baik dari sisi
keberadaannya maupun secara logis. Sekali lagi yakinkan “Barangsiapa yang sungguh sungguh
dia akan menemukan sesuatu yang dia cari” ini bersumber dari kata kata orang yang tak
terbantahkan yaitu sang ROSUL.
G. Kerja keras dan sungguh sungguh
Saya belum pernah tahu orang yang sukses hanya dengan berpangku
tangan, saya juga belum pernah tahu
orang yang menikmati kebahagiaan itu tanpa merasakan kesengsaraan pula! aku
belum pernah tahu orang sehat tanpa dia pernah merasakan sakit, aku yakin juga
kalau kenikmatan itu terasa setelah orang merasakan kepahitan. Dan andaikata
andaikata yang lain.
Tuhan telah menjadikan yang tercipta
olehNya ini adalah berpasang pasangan sebagai karunia dan nikmat. Tidak pernah
saya menyaksikan sesuatu yang tanpa sengaja menghadirkan suka, saya juga tidak
percaya kalau dengan berpangku tangan akan menghadirkan bahagia. Maka saya
ingin bahagia dan merasakan kebahagiaan dengan bercucur keringat, berfikir
untuk sukses sampai mengerut jidat, sampai panas batok kepalaku. Baru saya
rasakan nikmat.
Tuhan
telah yakinkan kita melalui rasulnya, Tuhan telah yakinkan kita dalam kalam
sucinya : Barangsiapa yang sungguh sungguh (percaya kepada Aku/Tuhan) tentu
akan aku tunjukkan jalannya (MAN IJTAHADA FIINA LANAHDIYANNAHUM SUBULANA) Yaitu jalan menuju
sukses. Ketika memang kita benar benar kerja keras maka kita harus yakin pasti
sukses. Maka JEMPUTLAH
SUKSES HARI ESOKMU , TAKLUKKAN MASA DEPANMU.
Semoga sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar