Disampaikan dalam
Sosialisasi Kurikulum 2013. Struktur Kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut: Kelompok
A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek
intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. IPA dan IPS dikembangkan sebagai
mata pelajaran integrative
science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
STRUKTUR KURIKULUM,
KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DESEMBER 2012
BAB I
STRUKTUR KURIKULUM SMP/MTs
PENGERTIAN
Struktur
kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran wajib, kelompok mata pelajaran
ekstra kurikuler, beban belajar, dan
kalender pendidikan.
STRUKTUR KURIKULUM SMP/MTs
Struktur
Kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU
|
|||
VII
|
VIII
|
IX
|
||
Kelompok A
|
||||
1.
|
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2.
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
3
|
3
|
3
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
6
|
6
|
6
|
4.
|
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
5
|
5
|
5
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
7.
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
Kelompok B
|
||||
1.
|
Seni Budaya (termasuk muatan lokal)*
|
3
|
3
|
3
|
2.
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
(termasuk
muatan lokal)*
|
3
|
3
|
3
|
3.
|
Prakarya
(termasuk muatan lokal)*
|
3
|
3
|
3
|
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
|
38
|
38
|
38
|
Keterangan:
*Muatan
lokal dapat memuat Bahasa Daerah
Kelompok
A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek
intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
IPA
dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative
social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai
pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping
itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya,
semangat kebangsaaan, patriotisme ke Negara budaya dan social serta aktivitas
masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI. Oleh karena itu, pengetahuan tentang wilayah
NKRI, tidak harus dimiliki peserta didik bersama dengan perjuangan pada pemimpin
dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. IPA juga ditunjuk untuk
pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta berbagai keunggulan
wilayah nusantara dalam aspek IPA.
BEBAN BELAJAR
Dalam
struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula
32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VII,
IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap
jam belajar di SD/MI tetap yaitu 40 menit.
Dengan
adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah KD, guru memiliki
keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi
siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang
lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta
didik perlu latihan untuk melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, dan komunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu
respon peserta didik karena mereka belum terbiasa.
BAB II
ORGANISASI KOMPETENSI DASAR
DALAM MATA PELAJARAN
Mata
pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum SMP/MTs organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui
pendekatan terintegrasi (integrated
curriculum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar
mata pelajaran. Integrasi tersebut dilakukan untuk konten mata pelajaran Muatan
Lokal. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih
sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang.
Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan ketrampilan diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Komptensi Dasar muatan lokal
yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Selain
melalui penyederhanaan jumlah mata pelajara, penyederhanaan dilakukan juga
terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan
dengan menghilangkan KD yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antar
mata pelajaran, serta KD yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan
psikologis peserta didik.
BAB III
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran
secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah
kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui
pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam pendekatan pembelajaran siswa aktif.
Kompetensi Inti SMP/MTs adalah sebagai
berikut:
Menanggapi dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
|
Menghargai perilaku (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun; rasa ingin tahu, percayadiri, toleran,
motivasi internal, pola hidup sehat, dan ramah lingkungan) dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) dalam, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan keagamaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata
|
Mencoba,
mengolah, dan menyaji berbagai hal dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, danmembuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuaidengan yang dipelajari
di sekolah dan dari berbagai sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar