PIK
Remaja adalah suatu wadah kegiatan
program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari,
oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling
kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga. Masa
remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa
dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka
selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa
transisi kehidupan remaja. Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi
menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud
menurut Progress Report World Bank adalah:
Melanjutkan sekolah (continue learning)
Mencari pekerjaan (start working)
Memulai kehidupan berkeluarga (form
families)
Menjadi anggota masyarakat (exercise
citizenship)
Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy
life).
Program
PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan
dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud,
yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang
kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh
berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain
apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang
bersangkutan akan gagal pada empat bidang
kehidupan
yang lain.
Dari
data-data yang berkaitan dengan gambaran perilaku sehat remaja, khususnya yang
berhubungan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS),
tampaknya sebagian remaja Indonesia berperilaku tidak sehat. Perilaku tidak
sehat tersebut seperti terlihat pada data berikut ini :
SEKSUALITAS
Seks
Pra Nikah
Berdasarkan
Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2002-2003) didapatkan
bahwa remaja mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan seksual pada
usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%), sedangkan usia 20-24 tahun
(perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dari penelitian yang dilakukan oleh Wimpie
Pangkahila tahun 1996 terhadap 633 pelajar SLTA di Bali, didapatkan bahwa 27%
remaja laki-laki dan 18% remaja perempuan mempunyai pengalaman berhubungan seks
pra nikah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang tahun 2001
didapatkan 27% remaja laki-laki dan 9% remaja perempuan di Medan mengatakan
sudah melakukan hubungan seks.
Faktor
yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual (3 x lebih
besar) adalah:
1).
Teman sebaya yaitu mempunyai pacar;
2).
Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pranikah;
3).
Mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah (Analisa
Lanjut SKRRI, 2003).
Aborsi
Berdasarkan
data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI, Rakyat Merdeka, tahun
2006) yang merujuk pada data Terry Hull dkk. (1993) dan Utomo dkk. (2001)
didapatkan bahwa 2,5 juta perempuan pernah melakukan aborsi per tahun, 27% (±
700 ribu) dilakukan oleh remaja, dan sebagian besar dilakukan dengan cara tidak
aman. Sekitar 30-35% aborsi ini adalah penyumbang kematian ibu (307/100 ribu
kelahiran) dan tercatat bahwa Angka Kematian Ibu (Mother Mortality Rate) di
Indonesia adalah 10 kali lebih besar dari Singapura.
NARKOBA
Berdasarkan
data BNN 2004, menunjukan bahwa 1,5% dari jumlah penduduk Indonesia (3.2 juta
jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah tersebut, 78% diantaranya adalah
remaja
usia
20-29 tahun.
HIV
dan AIDS
Secara
kumulatif jumlah kasus AIDS sampai dengan September 2009 sebesar 18.442 kasus.
Berdasarkan cara penularannya secara kumulatif dilaporkan antara lain melalui
heteroseksual 49,7%, IDU 40,7%, homoseksual 3,4%, perinatal 2,5%, transfusi
darah 0,1%, dan tidak diketahui 3,7%. Menurut 4
golongan
usia tertinggi adalah usia 20-29 tahun sebanyak 49,6%, usia 30-39 tahun 29,8%,
usia 40-49 tahun 8,7%, usia 15-19 tahun 3,0%. Perbandingan persentase kasus
AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 74,5% : 25,5% atau 3 : 1.
Untuk
merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah (cq. BKKBN) telah
melaksanakan dan mengembangkan program PKBR yang diarahkan untuk mewujudkan
Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera. Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia
pernikahan, remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR
(Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi
teman sebayanya.
Upaya
untuk mewujudkan remaja Indonesia melalui program PKBR sesuai dengan konsep
Tegar Remaja tersebut akan diupayakan melalui strategi Tegar Remaja.
SASARAN
DAN RUANG LINGKUP
Sasaran
(audience)
Sasaran
yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan, pelayanan dan
pembinaan PIK Remaja, sebagai berikut:
a.
Pembina
Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang
mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberi
dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yang berasal dari Pemerintah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau
organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti : Pemerintah: Kepala desa/lurah,
camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB.
Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok
organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, pastor, pendeta, pedande,
biksu) dan pimpinan kelompok dan organisasi pemuda.
Pimpinan media massa (surat kabar, majalah,
radio dan TV)Rektor/Dekan, kepala SLTP, SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite
sekolah.
Orang tua, melalui program Bina Keluarga
Remaja (BKR), majelis ta’lim, program PKK.
Pimpinan kelompok sebaya melalui program
Karang Taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara.
b.
Pengelola PIK Remaja
Pengelola
PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK
Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum
standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Pengelola PIK Remaja
terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik
Sebaya dan Konselor Sebaya.
Ruang
Lingkup
Ruang
lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan
konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan
pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.
CIRI-CIRI
TAHAPAN
1.
PIK Remaja Tahap Tumbuh
Materi
dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1)
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
2)
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
3)
Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.
2.
PIK Remaja Tahap Tegak
Materi
dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1)
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2)
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3)
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4)
Keterampilan Hidup (Life Skills)
5)
Keterampilan advokasi
3.
PIK Remaja Tahap Tegar
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1)
TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2)
Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3)
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4)
Keterampilan Hidup (Life Skills)
5)
Keterampilan advokasi (sumber http://pikremaja8.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar