al azmi media

Senin, 04 Februari 2013

positif effect pilkades

Ahmadi Yasin, M.Sy. Jiwa besar adalah jiwa yang selalu terima bahwa kehidupan itu melalui proses sedangkan finishing kehidupan merupakan hak Tuhan bukan hak kita, Kebesaran jiwa kita akan memiliki tanda tanda; tidak arogan, tidak fanatic tidak egois seakan yang terbaik adalah diri kita, yang terbaik adalah pilihan kita, belum tentu semua yang ada di dunia ini yang sudah tentu adalah segala sesuatu tentang Tuhan sebagai dasar keimanan, dunia selalu nisbi, dunia selalu kamuflase, dunia selalu menipu. Janganlah kita tertipu oleh tipu daya dunia,
yakinlah ajaran absolute adalah ajaran Tuhan tanpa kebencian, diskriminasi, egois dan menganggap diri benar sendiri.

POSITIV EFFECT PELKADES

oleh : Ahmadi Yasin, MSy
           Di pedesaan telah lama terbentuk pola dan system masyarakat yang demokratis serta gotong royong bekerjasama antar warga terjalin dengan baik. System ini terus berjalan sampai kehidupan hari ini, termasuk adanya system yang berjalan seperti pemilihan kepala desa,  tentu yang diharapkan oleh system secara edial adalah terpilihnya pemimpin desa yang akuntabilitasnya terpenuhi sehingga acseptabilitas dari pemimpin itu betul betul bisa diterima semua orang yang dalam lingkaran kepemimpinannya. Moralitas juga menjadi sebuah harapan dari pemimpin itu sehingga menjadi teladan desa dimana dia menjadi pemimpin.
        Sistem pemilihan dalam mencari pemimpin yang dapat dijadikan teladan, dari sini diharapkan dapat merangsang adanya keterikatan persaudaraan antara warga terlebih lagi dalam suatu desa biasanya secara biologis banyak sekali orang yang saling memiliki hubungan keluarga antara yang satu dengan yang lain. Pilihan harus menjadi sebuah pilihan bukan melahirkan fanatic (Taasub) pilihan harus berakir ketika kita telah secara moral memilih siapa , menang, atau kalah. Hendaknya kita tahu masyarakat kita adalah satu yaitu satu dalam lingkaran kemanusiaan, tentu harus memunculkan persaudaraan yang lebih baik.
          Demokrasi memiliki kelebihan yang sangat baik, memunculkan kebebasan sesuai dengan nurani masing masing orang, demokrasi adalah pilihan system paling mulia karena menghargai hak masing masing orang, demokrasi sungguh sangat mulia karena dapat membuat jalan alternative untuk mencari pemimpin yang edial, akan tetapi tentu kemuliaan demokrasi dalam memilih pemimpin haruslah dibarengi dengan sebuah tekad yang tulus dan ikhlas dengan resiko pilihan tidak harus serta merta sama dengan pilihan orang lain. Demokrasi yang mulia adalah demokrasi yang siap baik menang ataupun kalah pilihan yang telah menjadi kata hatinya.
          Sisa kondisi pasca pilkades haruslah menumbuhkan persatuan dan kesatuan warga dalam menumbuhkan kerjasama antar warga, melakukan gotong royong, menjadi pola baru untuk meningkatkan kesejahteraan bersama, meningkatkan persaudaraan juga meningkatkan persatuan warga masyarakat desa itu sendiri sehingga setelah terpilihnya pemimpin baru desa semakin terjadi peningkatan keamanan secara kondusif, ketertiban masyarakat semakin meningkat, moralitas bertambah baik, kebaktian warga terjadi pertambahan baru serta penegakan tradisi desa semakin positif. Alangkah indahnya jika setelah pilkades terajadi angan angan itu menjadi sebuah kenyataan. Bersatu kita teguh, bersama kita bisa, berbaik sangka kita hidup mulia.
       Tradisi demokrasi harus dimunculkan tanpa merugi yaitu tradisi demokrasi yang terwujud dalam bentuk saling menghormati, kita memilih tentu beresiko mungkin pilihan kita tidak mendominasi, atau mungkin pilihan orang lain yang punya dominasi artinya memilih memiliki dua konsejwensi, populis atau ironis. Jika kita sadar resiko memilih tentu tanpa pusing, populis atau ironis sama sama memiliki resika saling berbalik arah dari apa yng kita pilih, maka yang hendak kita bela adalah pilihan yng memihak pada tradisi saling hormat menghormati baik pilihan kita populis ataukah pilihan kita ironis.
           Sebenarnya kata yang teramat indah adalah kata membangun, ini kan berasal dari kata Bangun yang berarti sesuatu yang asalnya tidak tegak, bangun berarti sesuatu yang berasal dari suatu keadaan yang kurangatau tidak sempurna, dengan penjelasan kata membangun adalah bahwa kita sebagai manusia tugas kita bukan mendominasi segala urusan hidup ini, kita sebenarnya hanya merupakan bagian dari kehidupan ini sehingga kita harus menyadari bahwa memilih tidaklah harus seperti harapan kita. Yang mewujudkan segala sesuatu itu Tuhan, jangan mempertuhankan kemauan kita.  Kata yang seharusnya adalah kita bangkit, kita bangun dari keaadaan kita yang seakan memaksakan diri untuk dipaksakan kepada takluknya kehendak Tuhan, ini adalah ironis !.sudahlah mari kita sadarkan diri kita masing masing kita hanya merencanakan tuhan yang membuat ketentuan.
        Jiwa besar tidak dimiliki orang yang memiliki badan besar, atau punya kepala besar. Jiwa besar dimiliki orang yang telah menyandarkan diri kepada Tuhan meskipun kecil orangnya, pendek badannya. Jiwa besar adalah jiwa yang selalu terima bahwa kehidupan itu melalui proses sedangkan finishing kehidupan merupakan hak Tuhan bukan hak kita, Kebesaran jiwa kita akan memiliki tanda tanda? tidak arogan, tidak fanatic tidak egois seakan yang terbaik adalah diri kita, yang terbaik adalah pilihan kita, belum tentu semua yang ada di dunia ini yang sudah tentu adalah segala sesuatu tentang tuhan sebagai dasar keimanan, dunia selalu nisbi, dunia selalu kamuflase, dunia selalu menipu. Janganlah kita tertipu oleh tipu daya dunia, yakinlah ajaran absolute adalah ajaran Tuhan tanpa kebencian, diskriminasi, egois dan menganggap diri benar sendiri, Sekian semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar