al azmi media

Selasa, 19 Februari 2013

sekilas tentang hari pers nasional

hpn2013.com. BRAND STORY:Salah satu butir keputusan Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke-28 di Padang (1978) adalah cetusan untuk menetapkan suatu hari yang bersejarah guna memperingati peran dan keberadaan pers secara nasional. Kehendak tersebut
diusulkan kepda Pemerintah melalui Dewan Pers untuk menetapkan Hari Pers Nasional. Dalam sidang Dewan Pers ke-21 di Bandung pada tanggal 19 februari 1981, kehendak tersebut disetujui oleh Dewan Pers untuk disampaikan kepada Pemerintah dan menetapkan penyelenggaraan Hari Pers Nasional.


Hari Pers Nasional diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 9 Februari (bertepatan dengan hari ulang tahun PWI), ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 5 Tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada 23 januari 1985.

Deran Pers kemudian menetapkan Hari Pers Nasional dilaksanakan setiap tahun secara bergantian di ibu kota provinsi se-Indonesia. Penyelenggaraannya dilaksanakan secara bersama antara Komponen Pers, Masyarakat, dan Pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah yang menjadi tempat penyelenggaraan. Kebijakan ini diputuskan dalam sidang Dewan Pers ke-26 di Ambon pada 11-13 Oktober 1985.

Berbagai kegiatan diselenggarakan untuk menyemarakkan Hari Pers Nasional, antara lain: Pameran Pers dan Media yang diikuti oleh seluruh komponen pers nasional dan media dan peserta pendukung lainnya; Konvensi Nasional Media Massa; bhakti social; pemberian award/penghargaan; dan hiburan rakyat.

Hari Pers Nasional menjadi ajang silaturahmi dan penyatuan pemikiran untuk kemajuan pers pada khususnya dan kemajuan bangsa pada umumnya. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan terbesar dan paling bergengsi bagi komponen pers Indonesia.

BRAND POSITIONING:

Barangkali, karena penyelenggaraan Hari Pers Nasional (HPN) selalu jatuh pada tanggal 9 Februari, bertepatan dengan ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), maka sebagaian besar masyarakat masih menganggap HPN sebagai pestanya PWI.

Panitia HPN 2012 kemudian sepakat melakukan re-positioning HPN ntuk mengaskan makna dan peran HPN. HPN seharusnya menjadi pestanya masyarakat pers. HPN seharusnya menjadi sinergi antarkomponen pers. Komponen tersebut adalah  Persatuan Wartawan Indonesia, Dewan Pers, Serikat Penerbit Surat Kabar, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Serikat Grafika Pers, Asosiasi Televisi Swasta Indonesia, Asosiasi Televisi Lokal Indonesia, Persatuan Radio Siaran Swasta Indonesia, dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia. Kemudian HPN dan Masyarakat Pers direposisi menjadi:

Hari Pers Nasional dimaknai sebagai Pesta Raya Rakyat yang memiliki Pers yang merdeka sebagai salah satu pilar demokrasi.

Sedangkan Masyarakat Pers dimaknai sebagai himpunan komponen Pers yang saling bersinergi untuk mewujudkan Pers yang merdeka dan bermartabat.

Sejalan dengan pola pikir tersebut di atas, maka logo Hari Pers Nasional diperbaharui agar lebih mencerminkan sinergi antarkomponen pers, tanpa meninggalkan ruh dan semangat pada awal gagasannya.

LOGO DAN MASKOT:

Seperti lazimnya pesta akbar, maka selain Logo, diperlukan juga Maskot sebagai pendamping, sebagai ciri tahun serta daerah penyenggaraan. Selain sebagai elemen komunikasi, maskot juga berperan sebagai penyemarak pesta yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk ‘buah tangan’.



FILOSOFI LOGO HPN 2013:

Logo HPN 2013 merupakan harmonisasi dari Logo HPN 2012, yang pada intinya merupakan Pesta Raya Masyarakat Pers yang tercermin di dalam komposisi, elemen serta warna-warni logonya.

Untaian pita yang membentuk HPN dimaksudkan sebagai lambang pesta raya masyarakat pers, sedangkan jalinan pita dimaknakan sebagai sinergi antarkomponennya. Huruf (P) yang berwarna-warni dimaknakan sebagai keragaman komponen pers, sekaligus menegaskan kemeriahan pesta. Khusus dalam konteks HPN 2013, warna-warni pelangi tersebut juga dapat dimaknai sebagai ungkapan karakter Sulawesi Utara yang penduduknya ceria dan bisa saling berdampingan serta saling menghormati, meski berbeda kepercayaan. Dalam konteks nasional, warna-warni pelangi dapat mencerminkan kekayaan dan keragaman suku, bahasa, dan budaya.



FILOSOFI MASKOT HPN 2013:

Sejalan dengan usulan pemerintah Daerah Sulawesi Utara, Maskot HPN 2013 dikembangkan dari ikan purba Coelacanth yang merupakan ciri khas Sulawesi Utara, karena ikan tersebut hanya terdapat di sana, selain niat suci untuk melestarikan ikan langka ini. Coelacanth telah dikomposisi sedemikian rupa, dengan membawa atribut-atribut yang menggambarkan pers, serta bola dunia dan peta Sulawesi Utara yang menggambarkan Pintu Gerbang Timur.

Sebagai elemen komunikasi, Maskot HPN 3013 dilengkapi dengan tagline: ‘Pers Bermutu, Bangsa Maju’, yang merupakan ungkapan tujuan HPN 2013 di Sulawesi Utara, yang juga merangkum esensi hasil HPN tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, Maskot dan tagline memaknakan semangat komponen pers untuk meningkatkan kompetensi, sekaligus mengemban niat luhur menjadi mediator bagi kemajuan bangsa pada umumnya dan kemajuan Sulawesi Utara pada khususnya. sumber : hpn2013.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar