al azmi media

Jumat, 15 November 2013

Hilangnya Nilai-nilai Pancasila Pada Remaja Di Era Globalisasi

Karya Yuria Agustina, MA Az-Zain Jatisari Lengkong, Pemenang Harapan III. Era globalisasi identik dengan kemodernan yang menjamah seluruh aspek kehidupan, akibatnya dapat mengaburkan pandangan penduduk Indonesia akan nilai-nilai pokok yang terkandung dalam pancasila yang merupakan senjata pemersatu Negara
Indonesia. Hal ini yang memicu rakyat Indonesia melupakan pentingnya makna dari pancasila. Pancasila sendiri merupakan lambang Negara Indonesia sekaligus menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
      Sebagai dasar Negara, Pancasila memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia yang perlu di jaga, di amalkan dan dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Lahirnya putra putri Indonesia diharapkan mampu mengembalikan nilai-nilai pancasila yang menjadi sorotan penting bagi Negara-negara maju diseluruh dunia. Namun, ini hanya akan menjadi angan-angan saja apabila komunitas remaja di Indonesia kurang dan bahkan enggan untuk ikut serta berpartisipasi membangun bangsa melalui pengamalan pancasila.
        Upaya penanaman dan pengamalan pancasila ini akan sia-sia bila tidak didukung oleh kemajuan berfikir dan kerja keras dari pemerintah dan kepala Negara Indonesia, seperti yang tampak pada dekade ini, tidak sedikit media masa yang memberitakan jajaran anggota pejabat Negara yang duduk di pemerintahan hanya mementingkan kepentingan pribadi dari pada kelompok, sehingga banyak merugikan rakyat.
Era globalisasi menjadi bomerang bagi tumbuhnya penerus-penerus bangsa yang adil, jujur dan bertanggung jawab. Harapan besar para pemimpin pra kemerdekaan yakni menjadikan pancasila sebagai pedoman dan dasar Negara Indonesia seolah-olah hanya omong kosong belaka, dikarenakan bangsa Indonesia kurang agresif dan antusias terhadap kemajuan Negara-nya. Padahal jika kita mau menoreh ke sejarah perjuangan para pemimpin-pemimpin pada zaman penjajahan, menentukan pancasila sebagai dasar Negara adalah untuk membentengi Negara Indonesia dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya melalui penanaman dan pengamalan.
        Hilangnya nilai-nilai pokok dan makna dari pancasila membuat Indonesia merasa kecewa, karena dasar Negaranya telah kabur, oleh karena tergerus globalisasi yang tidak diimbangi dengan kemajuan berpikir. Mayoritas orang telah melupakan sejarah terbentuknya pancasila dan hanya minoritas yang masih memegang teguh makna dari pancasila yang dirumuskan pada tanggal 18 agustus 1945 itu. Beberapa hal yang melatar belakangi bangsa Indonesia khususnya para remaja yang kurang memiliki rasa empatisme pada pancasila :
1.     Kurangnya nilai kepedulian terhadap pancasila
Hal ini berakibat pada hilangnya nilai-nilai dasar pancasila dalam masyarakat khususnya dikalangan remaja-remaja modern saat ini.
2.     Siap-sikap yang tidak mencerminkan arti pancasila
Kasus-kasus asusila yang terjadi pada remaja-remaja modern di Indonesia adalah cerminan sikap mereka yang jauh dari Pancasila. Seakan nilai-nilai dasar ketuhanan dan keadilan yang terdapat pada pancasila sudah luntur, sehingga pergaulan bebas, perilaku-perilaku mereka tidak lagi mengindahkan rambu-rambu agama.
3.     Karakter remaja modern di Indonesia yang anarkis
Karakter remaja-remaja di Indonesia yang anarkis adalah mereka yang memiliki sifat keras kepala, egois, dan tidak beretika. Pengaruh globalisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan moral yang mumpuni akan menciptakan generasi yang berdaya pikir kurang matang. Karena itu Indonesia butuh seorang pemimpin dan penerus bangsa yang mempunyai jiwa patriotisme selain juga membutuhkan dukungan dan partisipasi dari seluruh penduduk di Indonesia terutama generasi muda yang cerdas, jujur, dan mampu mengembalikan dan menumbuhkan kembali pancasila sebagai dasar Negara yang penting bagi kehidupan dan kemajuan Negara Indonesia dimasa mendatang.
        Perkembangan daya pikir remaja di Indonesia  menjadi sorotan penting bagi pemerintah Negara Indonesia, karena remaja di Indonesia adalah generasi penerus bangsa dan jembatan penghubung antara kemajuan bangsa Indonesia yang beradab, suksesnya remaja Indonesia dalam mensejahterakan bangsa Indonesia adalah harapan kedepan. Dalam hal ini perlu dibutuhkan suatu kekuatan pemerintahan yang disinergikan dengan kelayakan pendidikan sebagai pembekalan utama para remaja guna meraih prestasi dan bersaing dengan Negara-negara maju didunia dalam berbagai bidang.
        Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk membantu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan melahirkan remaja-remaja sebagai penerus bangsa yang adil, jujur, bertanggung jawab dan memiliki rasa toleransi yang tinggi. Bangsa Indonesia membutuhkan seorang pemimpin bangsa yang adil, tegas, dan bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup masyarakat di Indonesia.
        Nilai-nilai pokok yang terkandung dalam pancasila, sangatlah penting bagi Negara Indonesia, karena nilai-nilai pokok pancasila memiliki arti dan tujuan penting bagi pembentukan karakter remaja-remaja dan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Pancasila juga memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia dalam membantu memperkuat benteng kesejahteraan masyarakat dan budaya-budaya di Indonesia yang mulai dijamah oleh dunia luar.Jika nilai-nilai pokok pancasila sudah meredup dikalangan para remaja di Indonesia, hal ini tidak meruntuhkan rasa optimisme para pemimpin bangsa untuk melahirkan generasi penerus bangsa Indonesia dan membela usaha-usahanya untuk mempertahankan pancasila sebagai dasar Negara.
        Adapun upaya-upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan nilai-nilai pokok dan pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, antara lain :
1.     Memajukan pendidikan kewarganegaraan pada remaja di Indonesia
2.  Membuat suatu organisasi atau kelompok belajar yang melibatkan pararemaja.
3.    Mengajak remaja-remaja di seluruh Indonesia untuk menciptakan pribadi yang unggul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar