Karya Rinta Tri Anjani, Pemenang Harapan II, MA Al-Azziziyah
Jati Sawahan Lengkong. Pahlawan bukanlah hanya orang yang berjuang memerdekakan
Indonesia, bukan hanya orang yang angkat bambu runcing semata. Dimasa saat ini, sudah tidak dibutuhkan lagi
pahlawan yang seperti itu. Akan tetapi pahlawan yang mampu
Seiring
Indonesia merdeka, negara ini tak lantas bisa merasakan kebahagiaan, karena
masih banyak sekali masalah yang terus menghadang. Sehingga kita masih haus
akan sosok pahlawan yang mampu menyelesaikan segala problemetika yang ada.
Bagaimana tidak,
banyak sekali PR pemerintah yang belum diselesaikan. Bahkan masalah dari zaman
dahulu, seperti masih banyaknya kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan
sosial belum dapat terselesaikan.
Terlebih
akhir-akhir ini rakyat dihebohkan dengan terungkapnya skandal korupsi yang
meraja lela di pemerintahan pusat maupun daerah, membuat negara ini semakin
panas. Lalu pertanyaannya, bagaimana kita bisa mendapatkan sosok pahlawan yang
dapat menyelamatkan bangsa kita?
Kita harus
berfikir cerdas. Mungkin selama ini kita berfikir “apa yang telah negara
berikan kepada kita” sehingga menghambat kita untuk bertintak memajukan bangsa.
Oleh karena itu, kita harus berfikir “apa yang telah kita berikan atau lakukan
untuk negara”.
Semua berawal dari kita sendiri sebagai generasi muda.
Kita harus membenahi diri, menjadikan diri kita sebagai pribadi yang bermoral,
berilmu dan bertaqwa. Untuk menjadi tersebut tidaklah mudah, kita harus
menyelamat kan diri dari semua pengaruh buruk yang terus menghantui remaja.
Telah banyak hal-hal negatif yang meracuni remaja
Indonesia kita, seperti mudahnya narkoba beredar luas, mudahnya dan
difalitasinya mengakses gambar ataupun film porno, yang buktinya telah banyak
kasus remaja-remaja yang memakai narkoba, memperkosa teman wanitanya, tawuran,
balapan liar dan membuat geng liar yang brutal dan meresahkan masyarakat.
Jika kita telah berhasil menyelamatkan diri kita, kita
harus mampu menyelamatkan diri orang lain. Dengan melakukan suatu hal yang
berguna untuk oramg lain, contohnya kita
diharapkan mampu mempengaruhi orang yang tadinya mempunyai sifat yang buruk
menjadi sifat yang baik, membantu jika orang tersebut menghadapi masalah dengan
hati yang dingin, bekerja sama dalam hal positif.
Namun pada faktanya, sangat sulit untuk mengajak
kebaikan. Jika kita memberi nasehat pasti ada yang mencaci, memaki, bahkan
menghina kita, mengatakan jika kita sok alim atau apa. Pada proses itulah kita
telah menjadikan diri kita menjadi seorang pahlawan untuk kita sendiri.
Dari cacian atau makian, kita dapat mengambil pelajaran
dan menjadikan kita menjadi seseorang yang tegar, kuat dan bermentalkan baja.
Sehingga jika telah dewasa menjadi manusia yang sesungguhnya. (mampu untuk
memimpin diri sendiri dan keluarga).
Jika kita
telah berhasil mempin keluarga, diharapkan kita juga mapu memimpin masyarakat
(menjadi pemimpin daerah/pusat/apa saja) dengan baik pula. Sehingga, insyaallah
akan berpengaruh baik untuk negara kita. Dapat membuat bangsa Indonesia menjadi
Negara yang maju, dengan rakyat yang sejahtera, dan makmur serta memberantas
semua pemimpin yang melakukan korupsi.
Akulah pahlawan masa kini. Seorang pelajar, remaja, dan
anak bangsa yang terus berjuang dalam mencari ilmu, memerangi pengaruh buruk
dari luar, dan berusaha menjadi orang yang berguna untuk bangsa, negara, agama.
Yang terus taat beribadah, menjaga kesopanan, dan terus belajar seta berusaha
memperbaiki kesalahan dan menjadikan diri menjadi manusia yang lebih baik.
Dengan
demikian mari kita wujudkan semangat nasionalisme yang dapat meneruskan
perjuangan para pahlawan pendahulu kita yang telah membebaskan Negara kita dari
para penjajah. Dengan cara memajukan bangsa ini
Semoga kita dapat menjadi pahlawan untuk diri
kita sendiri, pada khususnya. Dan menjadi pahlawan untuk orang disekitar kita
atau bahkan untuk negara kita, pada umumnya. Dengan tetap mengingat Tuhan, dan
meminta keridhoan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar