Iman, berarti
percaya, hal ini yang mendasari orang yang beriman selalu percaya terhadap yang
ghaib (yang tidak terlihat oleh mata) sehingga manusia semacam ini percaya
adanya Tuhan, malaikat, isi al kitab yang telah dirutunkan Allah, kerasulan
akan utusan Tuhan, hari akhirat,
kepastian yang telah ditetapkan Tuhan. Dengan mempercayai semua bersumber dari
Tuhan manusia memiliki optimisme yang tinggi, harapan hidup yang baik ke depan
sehingga seorang yang memiliki keimanan dan kepercayaan memandang hidup yang
terbaik itu adalah kehidupan setelah mati. Sedangkan kehidupan dunia adalah
kehidupan antara untuk menuju kehidupan akhirat (WALAL AKHIRATU KHOIRUW WAABQA)
; sungguh kehidupan akhirat itu adalah lebih baik dan lebih kekal.
Islam yang
memiliki dimensi deklaratif dan mengakuan yang terjelma dari dalam (hati)
dengan penuh kesaksian yang memiliki dua dimensi yaitu Imanensi (Tuhan terdapat
pada diri) dan dimensi Transendensi (Tuhan ada di luar diri) manusia, maka hal
itu menjadi control menuju manusia sempurna. Mengamalkan ajaran Tuhan yaitu
ajaran tentang kepatutan, kebaikan, morality, juga hal hal idealistis menurut
hati nurani, dan menjauhkan ajaran hati nurani itu tentang keburukan, kebatilan
dan sesuatu yang tercela. Dengan demikian manusia akan memiliki kesalehan
kesalehan dan terjauh dirinya dari keangkaramurkaan. Dengan deklarasi : tentang
Tuhan sesungguhnya segala sesuatu tercipta, terlaksana, kembali kepada Tuhan
belaka tidak ada yang lain. Deklarasi kerasulan Nabi agung Muhammad SAW berupa
kepercayaan (trust) akan ajaran yang dibawa rasul adalah benar dan harus
dilaksanakan dan diikuti tentu larangannya haruslah diingkari dan jauhi.
Ikhsan, kiranya
manusia akan memiliki kesempurnaan yang kebaikannya melebihi malaikat (mahluk
Tuhan yang tak bernafsu, birahi, dan kebutuhan abstraktif lain) kecuali
mengabdi kepada Tuhan seru sekalian alam. Yaitu dia tidak pernah sedikitpun
durhaka, selalu melakukan segala perintah dari Tuhannya. Manusia yang telah
memiliki grade (tingkat) ini tentu memiliki kemampuan atas ijin Tuhan untuk
mengabdi sesungguhnya kepada Tuhannya tanpa berbuat maksiat kepadaNya. Apakah
dia dalam keadaan berdiri, tidur ataupun duduk. Dia memiliki pengabdian tinggi
kepada TuhanNya seakan dia menyatu denganNya. Kesempurnaan yang dimiliki tentu
memiliki muatan : mengosongkan diri dari berbuat dosa dengan membersihkan
hatinya dari hal tercela ; iri, dengki, prasangka buruk dan hal lain yang tidak
terpuji. Mengisi jiwa dengan nutrisi kebajikan dan kemulyaan serta hal hal yang
membuat jiwa subur akan nilai ketuhanan tanpa bersarang nilai kesetanan.
Penampakan diri sempurna sebagaimana dan seakan akan sifat sifat ketuhanan yang dimilikinya ;
penyayang, penyabar, pemaaf dan lainnya dengan sebutan sejumlah istilah
bebaikan yang ada di muka bumi ini. Ini hanya tentu dimiliki para utusan Tuhan,
kekasih Tuhan dan orang orang mendapatkan nikmat tentu bukan orang yang
dimurkai Tuhan.
Mudah
mudahan KITA SEMUA TERMASUK ORANG YANG MENDAPATKAN NIKMAT DARI TUHAN DAN BUKAN
ORANG YANG DIMURKAI TUHAN. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar